Capres PDIP Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan belasan dubes asal Amerika Latin kemarin. Hal ini dicurigai sebagai bentuk upaya intervensi Amerika kepada Jokowi. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tak mau menanggapi pertemuan Jokowi itu. Anggota Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid hanya menegaskan, bahwa Indonesia adalah negara yang berdaulat.
Hidayat mengatakan, memang penting menjalin komunikasi dengan pihak luar negeri. Namun, bukan berarti Indonesia selalu di bawah kendali negara asing khususnya Amerika.
"Di satu pihak kita memang perlu menjalin hubungan internasional itu penting, tapi hubungan itu dalam posisi kita negara berdaulat, bukan negara bagian Amerika," ujar Hidayat di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (7/5/2014).
Dia menilai, seorang capres harus mampu menjaga kedaulatan Indonesia. Dengan begitu, Indonesia tak mudah diintervensi oleh negara asing. "Presiden harus menjelaskan bahwa kita negara berdaulat. Itulah posisi penting seorang presiden," imbuhnya.
Di lain hal, Hidayat mengungkap beberapa alasan menjalin komunikasi intens dengan Gerindra. Salah satunya, soal kedaulatan Indonesia yang menjadi fokus perjanjian koalisi antar kedua belah pihak.
"Kita ingin menghadirkan kedaulatan Indonesia, harus berdaulat, terkait masalah hubungan internasional, bicarakan kembali tentang negosiasi kontrak karya pertambangan," terang dia.
Diketahui, acara makan malam antara Jokowi dan para duta besar Amerika Latin semalam merupakan bagian dari rangkaian acara diplomatic coprs gathering selama satu minggu.
Dalam acara ini, Jokowi makan malam bersama duta besar dari Argentina, Brasil, Kanada, Cile, Kolombia, Ekuador, Meksiko, Paraguay, Peru, Suriname, dan Venezuela. Hadir pula dalam pertemuan tersebut perwakilan dari Duta Besar Amerika Serikat.
Jauh sebelumnya, Jokowi secara pribadi bersama Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri juga melakukan makan malam bersama di kediaman pengusaha Jacob Soetoyo. Dalam acara itu, hadir pula duta besar Amerika Serikat. [bal/merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar