Siapa mengangkat siapa? Jokowi yang mengangkat PDIP atau PDIP yang
mengangkat Jokowi? Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI)
menunjukkan jawabannya.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia, Dodi Ambardi memaparkan hasil temuan lembaganya pada November tahun lalu.
"Kami lakukan survei eksperimental. Pertama, kami tanya ke responden
jika hari ini pemilu partai mana yang akan ia pilih? Pertanyaan ini I,
tak ada daftar nama yang kami berikan. PDIP mendapat 21,6 persen. Tapi
ketika pertanyaannya kami ganti dengan memunculkan jika Jokowi dijadikan
capres, PDI-P mendapat 37,8 persen," papar Dodi di Graha CIMB Niaga,
Jakarta Pusat, Rabu (19/3/2014).
Sedangkan jika PDIP tak memilih Jokowi jadi capres, suara PDI-P
turun jadi hanya 14,4 persen. Golkar menjadi nomor satu dengan 21,8
persen. Dodi menyimpulkan efek elektoral Jokowi adalah nyata. Setidaknya
pada survei yang dilakukan LSI.
Hasil survei lain turut menegaskan kekuatan Jokowi. LSI menyurvei
siapa capres top of mind kepada responden. Hasilnya Jokowi mendapat
suara 21 persen dengan sistem tanpa daftar capres yang diajukan LSI,
diikuti Prabowo dengan 10 persen. Dan saat LSI menyajikan daftar nama
capres, 35 persen responden memilih Jokowi, lalu Prabowo menguntit
dengan 13 persen.
"Salah satunya karena muncul persepsi dan citra bahwa Jokowi ini
bersih. Ditambah ia berasal dari keluarga biasa-biasa saja, yang dia
sendiri bukan pejabat yang sebelumnya lama menduduki posisi penting di
pemerintahan," jelas Dodi.
Sumber :
beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar