Jiwa Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) terusik saat melihat hilangnya
sejumlah budaya bangsa ini yang tak lagi ada di sekolah-sekolah. Seperti
kebiasaan berbaris murid-murid sebelum masuk kelas, piket, berdoa dan
menyanyikan lagu Indonesia Raya.
“Yang itu tadi sudah banyak
hilang. Cobalah ini penting sekali,” kata pria yang akrab disapa Jokowi
ini ketika memberikan pengarahan di depan kepala sekolah SMA, SMK,
kepala Puskesmas yang lulus lelang jabatan di Balai Kota Jakarta, Rabu
(19/3/2014).
Menurut mantan Wali Kota Surakarta ini kebiasaan yang
hilang ini harus dimulai lagi karena penting untuk membangun karakter.
Pembangunan karakter bangsa itu bisa ditanamkan sejak anak-anak duduk di
bangku sekolah.
Dia mencontohkan di sejumlah negara maju seperti
di Jepang, Singapura, para siswa menerikkan slogan negara setelah
berdoa. Kepada para kepala sekolah, Jokowi berpesan agar budaya luhur
itu dimulai lagi.
“Ini bukan hanya masalah nasionalisme, kedisiplinan etika, sopan santun ini harus dimulai lagi,” kata Jokowi.
Apabila
budaya lama itu tidak ditanamkan lagi, Jokowi khawatir murid-murid ini
akan berperilaku seperti kebanyakan orang saat ini. “Demo teriak-teriak,
menghujat, mencemooh teman-teman sendiri, debat, saling mencaci. Itu
yang harus diubah, kita ini punya kesantunan,” papar Jokowi.
Dia
juga mengkritik televisi di Indonesia yang sering menampilkan acara
tidak mendidik. Misalnya acara debat. Bahkan berita yang ditayangkan pun
adalah hal-hal yang jelek tentang Indonesia. “Sehingga pesimisme anak
muncul, termasuk pesimisme anak. Acara debat-debat di TV ini masalah
etika kesantunan, berikan ke anak-anak kita soal kesantunan,” kata
Jokowi.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar