Joko Widodo ( Jokowi ) sudah resmi diusung sebagai capres oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) di Pilpres 2014. Untuk pendampingnya, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa , Jusuf Kalla ( JK ) dan Rizal Ramli dinilai pantas mendampingi Jokowi karena punya pengalaman yang baik di pemerintahan.
Menurut Pengamat Politik dari Charta Politika, Arya Fernandez, ketiga nama tokoh itu memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Namun, bila diteliti lebih jauh, maka Hatta Rajasa akan lebih unggul dibanding yang lain.
"Hatta bisa lebih melengkapi dengan Jokowi bila berpasangan di Pilpres 2014 dibanding nama lainnya," kata Arya saat dihubungi wartawan, Rabu (19/3/2014).
Arya menjelaskan, apabila diambil sisi representasi partai, maka yang paling berpeluang adalah Hatta. Kalau diambil sisi representasi daerah, maka Hatta dan JK sama-sama memiliki peluang.
Namun, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) AM Fatwa malah mengkritik Jokowi. Dia menyambangi Jokowi untuk memberikan surat cinta kepada calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut.
"Saya datang ke sini mau kasih surat cinta untuk Jokowi," ujar Fatwa di Balai Kota DKI Jakarta, rabu (19/3/2014).
AM Fatwa menjelaskan surat cinta tersebut menagih janji Jokowi untuk memimpin Jakarta selama 5 tahun. Namun, kata dia, surat tersebut merupakan aspirasi masyarakat Jakarta.
"Saya cuma menyampaikan catatan bahwa Jokowi - Ahok mempunyai janji-janji yang harus ditepati. Ada 19 poin janji dia waktu kampanye lalu, salah satu dia janji pimpin jakarta dalam 5 tahun. Ada di poin ke 8. Ini kan ada janji, sebaiknya harus ditepati," kata dia.
Fatwa mengatakan, pencapresan Jokowi memang hak politik setiap warga negara. "Itu hak politik dia. Dan juga hak politik pribadi dan hak politik PDI Perjuangan. Itu kan kadernya. Ini hak moral saya mengingatkan beliau," pungkas dia.
Sekadar diketahui, meski berstatus anggota DPD, Fatwa merupakan politikus PAN. Pria 75 tahun ini kini menjabat Wakil Ketua MPP PAN mendampingi Ketua MPP Amien Rais .
Namun Tjatur mengingatkan, Jokowi butuh pendamping yang mumpuni dari segi jam terbang kepemimpinan nasional. Di samping itu, pasangan Jokowi nantinya juga harus pandai berdiplomasi di dunia internasional.
"Walau demikian, Jokowi masih kurang jam terbang untuk kepemimpinan skala nasional. Untuk itu, dia butuh pasangan yang mumpuni, berpengalaman serta terbukti mampu memberikan solusi, mengatasi tantangan skala nasional. Di samping itu juga berwibawa dan fasih dalam diplomasi di forum internasional," demikian Tjatur menjelaskan.
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar