Mantan Wapres RI Jusuf Kalla (JK) diimbau tidak terlalu ngotot untuk
menjadi cawapresnya Jokowi. JK seharusnya meniru keteladanan BJ Habibie
yang dengan jiwa besar menolak untuk dicapreskan kembali dalam Sidang
Umum MPR RI 1999 lalu.
Peneliti senior bidang politik LIPI Prof
Dr Siti Zuhro, menegaskan, meskipun saat itu berpeluang besar menjadi
capres poros tengah, Habibie tidak mau maju.
Habibie saat itu
tegas menolak tawaran poros tengah karena pertanggungjawabannya ditolak
di sidang umum. Habibie sangat rasional meskipun tawaran menggiurkan
poros tengah yang mau mengusungnya menjadi capres bisa dipastikan
menang.
Saat itu Habibie berpikir dan bersikap sebagai pemimpin,
bukan penguasa seperti menjadi presiden. "Faktanya memang capres yang
diusulkan poros tengah (Gus Dur) menang. Itulah hebatnya seorang
Habibie," urai Siti, saat dihubungi, Sabtu (10/5/2014).
Ia pun meminta
semua lembaga survei tak lagi menyurvei elektabilitas JK kalau
berpasangan sebagai cawapresnya Joko Widodo alias Jokowi. Karena dengan
terus-menerusnya lembaga survei dan media massa menyebutkan
elektabilitas Jokowi-JK tertinggi, maka JK pun akan terus bersemangat
untuk berupaya menjadi cawapresnya Jokowi.
Jadi, biarkanlah
Jokowi menentukan pasangannya sendiri yang sehati sepikiran dengan dia.
Jangan dibikin seperti kawin paksa seperti ini. "Maksudnya agar pasangan
dwi tunggal Jokowi nanti adalah pasangan pemimpin nasional nanti
menjadi rule model untuk pasangan-pasangan selanjutnya," jelas Siti. [republika]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar