Sabtu, 10 Mei 2014

Jokowi: Pendidikan Perlu Revolusi Mental

Joko Widodo menekankan pada revolusi mental. Di Kantor Tribun Manado Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia terutama untuk pendidikan sangat diperlukan revolusi mental, Sabtu (10/5/2014).
"Saya kira tetap pendidikan, itu nomor 1. Kita mau agar ke depan nanti pembangunan-pembangunan kualitas SDM harus tetap dinomorsatukan," ujarnya.
Menurutnya pendidikan harus ada evaluasi pada kurikulum dan perubahan. Ia menilai ada disorientasi yang harus segera dibenahi.
"Jadi kalau kita maunya menjadi sebuah negara yang berkonsentrasi pada pangan, pada energi, artinya kalau pangan ya pertanian dan kelautan. Sementara pendidikan itu diarahkan ke sana, semuanya infrastrukur juga diarahkan kesana.
Seperti yang saya sampaikan pembangunan karakter itu dijadikan yang utama terutama di dunia pendidikan," katanya.
Revolusi mental yang disampaikan Jokowi seperti di antaranya budi pekerti mengenalkan nilai-nilai ke Indonesiaan itu apa. Ia menganggap itu sangat penting sekali, waktu SD 70 % bukan pengetahuan tapi memberikan fondasi mengenai nilai-nilai kedisiplinan, budi pekerti, dan budaya.
"Sekitar 70 % itu harus dikenalkan pada anak-anak, 30 % / 20 % untuk hal-hal yang mengenai pengetahuan. Masuk SMP 40% : 60 % mungkin baru SMA/SMK 70 : 30. Saya kira memang harus seperti itu, kalau negara yang maju, karakter pasti nomor 1 , pembangunan SDM nomor 1," katanya.
"Yang saya sampaikan, kita memang musti memerlukan revolusi mental, dibidang pendidikan, memerlukan membangun nilai-nilai baru yang mulai menjadi sebuah gerakan, gerakan nilai-nilai yang baik," tegas dia.   [Frisky Malia/tribunnews]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar