Rabu, 21 Mei 2014

Bedah Kostum Capres: Kemeja Putih Jokowi Tidak Mengintimidasi

Dua pasang calon presiden siap berlaga di Pemilihan Umum Presiden pada Juli mendatang. Mereka adalah pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Berbagai manuver politik terus dilakukan keduanya untuk mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Tak lupa, misi menyejahterakan rakyat juga terus digaungkan.
Meski akan bertarung habis-habisan untuk mendapatkan kursi RI-1, rupanya dua pasang kandidat capres ini sedikit memiliki kesamaan dalam hal penampilan dan pemilihan busana. Tidak terlalu mewah dan memilih warna yang netral.
Sebagai calon presiden, Joko Widodo, tetap memilih gaya busana yang santai.
Penampilan Jokowi saat mendeklarasikan diri tak ada bedanya ketika dia menjabat sebagai gubernur DKI.
"Pak Jokowi itu kan kalau kita lihat cara berbusananya kasual, di mana dia memilih lengan panjang agar tidak terlalu kelihatan cungkring kalau pakai lengan pendek. Agar tetap kasual dia melipatnya sedikit," kata pengamat mode Sonny Muchlison, saat berbicang dengan merdeka.com, Rabu (21/5).
Dulu, kata Sonny, saat di Solo sebenarnya Jokowi juga senang memakai batik. Tapi ketika memimpin Jakarta, dia memilih berkemeja putih. "Batik itu kan identik dengan Jawa, nah ketika di Jakarta kan semua suku ada makanya dia memilih senang berkemeja putih untuk memberikan kesan netral," jelasnya.
Sonny menduga hal itu pula yang menjadi alasan Jokowi tetap memilih kemeja putih yang menjadi ikon busananya saat mendeklarasikan diri sebagai capres bersama wakilnya Jusuf Kalla.
"Busana itu kan sebagai komunikasi. Warna putih itu menggambarkan seseorang yang netral, orang yang bisa dekat sama siapa pun, tidak mengintimidasi, dan tidak sok tahu. Di dunia ini, pemimpin dunia pun selalu mengenakan kemeja putih saat bekerja terutama yang dari Asia dan itu sejak dulu. Lihat saja Mahatma Gandhi. Apalagi pemimpin dari Arab, putih itu kan suci," ungkapnya.
Tapi, dia menyarankan Jokowi sedikit membenahi cara berpakaiannya. Apalagi kini, dia seorang calon presiden. "Coba lihat ketika seorang senator di White House, maka dia harus ditata. Harga diri seseorang dinilai dari caranya berbusana dulu. Nanti jadi pertanyaan ini juragan apa sopir, kalau orang lain kan belum tentu kenal" kritiknya.
"Pakaian itu attitude dan manner yang membuat seseorang menjadi lebih istimewa. Pakaian itu strata sosial seseorang. Apalagi dia akan berhadapan dengan dunia internasional, harus ada elegansinya, jangan lupakan itu," pungkasnya.  [lia/merdeka]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar