Bakal calon presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, persoalan dalam sebuah negara menurutnya sama dengan permasalahan di kota kecil dan besar. Bedanya hanyalah sebuah manajemennya.
"Masalah di kota kecil seperti Solo, di kota besar DKI dan yang lebih besar, negara saya kira sama. Persamaan yang dimaksud ini masalah manajemen," ujar Jokowi usai meresmikan Rumah Koalisi Indonesia Hebat di kediaman Mooryati Soedibyo, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (21/4/2014).Karena itu, ia tidak sepakat jika wapres disebut sebagai ban serep. Menurutnya, presiden dan wakil presiden punya tugas dan peran sama dalam menyelesaikan masalah bangsa.
"Hubungan saya dengan Jusuf Kalla dan Ryamizard Ryacudu sangat baik hingga saat ini. Penentuan cawapres itu kan belum selesai, ya tunggu," kata dia.
Dalam peresmian Rumah Koalisi Indonesia Hebat, mantan wali kota Solo tersebut berbagi cerita mengenai suka duka dalam menata dan menertibkan pedagang kaki lima di Tanah Abang.
"Saya ingat setahun lalu, waktu kami memutuskan untuk menertibkan PKL di Tanah Abang. Banyak yang menyampaikan kepada saya bahwa di situ banyak konflik, banyak yang menakuti saya dan gambarannya bahwa di Tanah Abang itu suasananya mencekam atau tidak aman," ujar dia.
Namun dengan pemetaan permasalahan yang ada di lokasi tersebut, dirinya memberanikan untuk datang ke Tanah Abang. "Kalau ada preman, premannya siapa, PKL-nya siapa dan setelah dipetakan semuanya masih ada saja yang menyampaikan ke saya bahwa jangan datang ke lapangan. Saya sudah tiap malam ke situ malahan," katanya.
Salam menangani permasalahan tersebut yang dibutuhkan adalah keberanian mengambil risiko dan harus mempunyai alasan kuat untuk mengambil tindakan tersebut. "Jadi memang butuh keberanian untuk mengambil risiko. Dan harus tahu kenapa kita berani memutuskan itu. Saya lihat karena ada kepercayaan kepada pimpinannya yaitu kepada saya. Jadi keberanian pengambilan keputusan itu yang dinilai publik," ujar dia.[antara]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar