Jokowi masih menggodok cawapres yang bakal mendampinginya di Pilpres 9
Juli mendatang. Ekonom Faisal Basri menilai Jokowi butuh pendamping yang
memiliki konsep yang jelas dalam pemberantasan korupsi dan reformasi
birokrasi seperti Erry Riyana Hardjapamekas, tokoh kelahiran Bandung
berusia 64 tahun.
"Kan Jokowi itu butuh pendamping yang saling
melengkapi, jadi bukan yang karakternya sama. Jadi bukan yang
sifat-sifatnya sama dengan Jokowi tapi saling melengkapi," kata Faisal
saat berbincang dengan detikcom, Senin (21/4/2014).
Sosok Jusuf
Kalla yang disebut-sebut menjadi kandidat cawapres Jokowi tak jelek.
Namun JK memiliki karakter yang sama dengan Jokowi.
"Misalnya Pak
JK kan kalangan bisnis, Pak Jokowi juga dari kalangan bisnis jadi
perspektifnya sama. Pak JK cepat mengambil keputusan, Pak Jokowi juga,
jadi duplikasi," kata Faisal.
Alangkah baiknya jika momentum emas
pencapresan Jokowi didampingi cawapres yang tepat. Apalagi Indonesia
menghadapi masalah pelik terkait reformasi birokrasi dan maraknya
korupsi.
"Kita lihat ke depan tantangannya apa, reformasi
birokrasi dan korupsi. Di reformasi birokrasi dan korupsi itu Erry
Riyana sekarang menjabat Ketua Tim Reformasi Birokrasi, pernah jadi
Wakil Ketua KPK, kemudian tidak berbisnis, mudah-mudahan tidak ada
konflik kepentingan," katanya.
Faisal menambahkan, kekayaan
negara yang sangat besar ada di bank sentral dan BUMN seperti Pertamina,
PLN dan lainnya. Itu semua perlu dijaga oleh pemimpin yang memahami
pengelolaan BUMN.
"Erry Riyana pernah jadi Dirut Bukit Asam, Dirut PT Timah, komisaris BNI, jadi lengkap," ungkap Faisal.
Tantangan
berikutnya adalah infrastruktur. Diperlukan cawapres pendamping Jokowi
yang mampu membangun infrastruktur di semua lini juga terkait penanganan
bencana.
"Erry Riyana sekarang komisaris MRT, pengawas
pembangunan pelabuhan Kali Baru, dia juga Wanadri, juga aktif di Global
Rescue Network, jadi yang membantu banjir dan segala macam bencana,"
beber Faisal.
Sementara itu pengalaman Erry di LSM sudah sangat
banyak. "Kepribadiannya juga lugas dan tegas. Jadi jarang sosok yang
relatif sangat lengkap begitu," puji Faisal.
"Jokowi butuh sosok
yang konseptual dan Kang Erry ada di situ. Jadi nggak perlu proses
pembelajaran lagi, sudah langsung tancap gas," pungkasnya.[detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar