Senin, 21 April 2014

Faisal Basri: Erry Riyana Cocok Jadi Cawapres Jokowi

Jokowi masih menggodok cawapres yang bakal mendampinginya di Pilpres 9 Juli mendatang. Ekonom Faisal Basri menilai Jokowi butuh pendamping yang memiliki konsep yang jelas dalam pemberantasan korupsi dan reformasi birokrasi seperti Erry Riyana Hardjapamekas, tokoh kelahiran Bandung berusia 64 tahun.
"Kan Jokowi itu butuh pendamping yang saling melengkapi, jadi bukan yang karakternya sama. Jadi bukan yang sifat-sifatnya sama dengan Jokowi tapi saling melengkapi," kata Faisal saat berbincang dengan detikcom, Senin (21/4/2014).
Sosok Jusuf Kalla yang disebut-sebut menjadi kandidat cawapres Jokowi tak jelek. Namun JK memiliki karakter yang sama dengan Jokowi.
"Misalnya Pak JK kan kalangan bisnis, Pak Jokowi juga dari kalangan bisnis jadi perspektifnya sama. Pak JK cepat mengambil keputusan, Pak Jokowi juga, jadi duplikasi," kata Faisal.
Alangkah baiknya jika momentum emas pencapresan Jokowi didampingi cawapres yang tepat. Apalagi Indonesia menghadapi masalah pelik terkait reformasi birokrasi dan maraknya korupsi.
"Kita lihat ke depan tantangannya apa, reformasi birokrasi dan korupsi. Di reformasi birokrasi dan korupsi itu Erry Riyana sekarang menjabat Ketua Tim Reformasi Birokrasi, pernah jadi Wakil Ketua KPK, kemudian tidak berbisnis, mudah-mudahan tidak ada konflik kepentingan," katanya.
Faisal menambahkan, kekayaan negara yang sangat besar ada di bank sentral dan BUMN seperti Pertamina, PLN dan lainnya. Itu semua perlu dijaga oleh pemimpin yang memahami pengelolaan BUMN.
"Erry Riyana pernah jadi Dirut Bukit Asam, Dirut PT Timah, komisaris BNI, jadi lengkap," ungkap Faisal.
Tantangan berikutnya adalah infrastruktur. Diperlukan cawapres pendamping Jokowi yang mampu membangun infrastruktur di semua lini juga terkait penanganan bencana.
"Erry Riyana sekarang komisaris MRT, pengawas pembangunan pelabuhan Kali Baru, dia juga Wanadri, juga aktif di Global Rescue Network, jadi yang membantu banjir dan segala macam bencana," beber Faisal.
Sementara itu pengalaman Erry di LSM sudah sangat banyak. "Kepribadiannya juga lugas dan tegas. Jadi jarang sosok yang relatif sangat lengkap begitu," puji Faisal.
"Jokowi butuh sosok yang konseptual dan Kang Erry ada di situ. Jadi nggak perlu proses pembelajaran lagi, sudah langsung tancap gas," pungkasnya.[detik]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar