Politisi Senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Pramono Anung mengakui calon Presiden (Capres) Joko Widodo alias Jokowi mulai mengerecut kepada tiga orang tokoh nasional.
"Ada 3 nama yang sudah beredar dan kita berharap mudah-mudahan publik meresponnya," kata Pramono di gedung DPR RI Jakarta, Senin (21/4/2014).
Siapa ketiga kandidat Cawapres Jokowi itu, Pramono tidak menyebutkan namun beredar informasi ketiga kandidat Cawapres Jokowi itu yakni Mantan Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla (JK), Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, dan Mantan KSAD Jenderal (Purn) TNI Ryamizard Ryacudu.
Benarkah demikian? "Di internal PDIP kewenangan Bu Mega dan Pak Jokowi nanti yang umumkan," kata Pramono Anung.
Wakil Ketua DPR RI ini menegaskan PDIP memiliki hitung-hitungan sendiri plus-minus terhadap ketiga kandidat cawapres PDIP itu.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat diumumkan. PDIP menunggu kursi di parlemen fiks diumumkan KPU. Apakah memenuhi kursi 20 persen atau tidak (di parlemen)," kata Pramono.[tribunnews]
JK Berpotensi Tenggelamkan Jokowi
Pengalaman mantan JK dalam menjalankan roda pemerintahan tidak perlu diragukan lagi. Gaya kepemimpinan yang cepat untuk mengambil keputusan membuat posisi JK krusial dalam pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) periode pertama.
Pada Pemilu Presiden 2014, JK santer dikabarkan bakal mendampingi calon presiden (capres) PDIP Jokowi. Wacana duet ini dinilai mengkhawatirkan karena jika Jokowi menjadi presiden terpilih bakal kalah kemampuan dari JK yang notabene wakil.
"Kalau Jokowi jadi presiden kemungkinan JK bisa menenggelamkan figur Jokowi. Jangankan Jokowi, SBY hampir saja disalip oleh JK," kata pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago saat dihubungi wartawan di Jakarta, Senin (21/4/2014).
Syarwi menuturkan, beberapa alasan yang membuat Jokowi berada jauh di belakang JK. Antara lain, JK pernah menjadi wakil presiden dan memiliki gagasan yang inovatif seperti konversi minyak tanah ke gas elpiji 3 kg.
JK, sambung Syarwi, merupakan seorang intelektual, berwawasan global dan negosiator ulung. Hal ini dibuktikan ketika mantan Ketua Umum Partai Golkar tersebut menjadi mediator konflik Aceh dan Ambon.
Selain itu komunikasi politik JK sangat baik yang membuat dirinya tetap eksis hingga hari ini meski sudah tidak di kursi pemerintahan. Berbeda misalnya dengan Hamzah Haz yang selesai menjabat wapres justru tenggelam namanya.
"JK itu kalau kita komperatifkan dengan Jokowi, sudah 7 lap, Jokowi tertinggal," tandas Syarwi.
Sebelumnya, politisi senior PDIP Sidarto Danusubroto mengatakan, saat ini kandidat cawapres pendamping Jokowi mengerucut menjadi tiga orang. Informasi yang beredar, ketiga nama tersebut yakni JK, Mahfud MD dan Ryamizard Raycudu.[dil/jpnn]
Pa pramono : siapapun yg jd cawapresnya pa jkw, pst bakal ada respon dr rakyat, cm mslhnya responnya itu positif atau negatif, saran sy jgn smp nyalonin puan jd cawapresnya pa jkw, krn itu namanya bunuh diri! Pa syarif: jgn samakan sby n jkw krn jls jauh brbeda, jk tak mungkin menenggelamkan jkw, krn sm2 pro aktif n eksekutor yg baik, brani ambil resiko demi kepentingan rakyat, pa jkw bil. Kalo porsi krjnya diambil lbh byk oleh wakilnya ya gpp asal beres, jd ga mslh, yg penting rakyat sejahtera
BalasHapus