Dua kandidat kuat calon presiden peserta Pilpres 2014, Joko Widodo
dan Prabowo Subianto, resmi punya pendamping. Jokowi melenggang menuju
Pilpres didampingi Jusuf Kalla dan Prabowo ditempel Hatta Rajasa.
Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute, Hanta Yuda menilai Jusuf Kalla lebih menguntungkan ketimbang Hatta Rajasa. Alasan Hanta, Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) itu bisa menambah elektabilitas Jokowi dan dapat mengambil suara Partai Golkar.
"Berbeda dengan pak Hatta yang tidak memberikan dorongan kekuatan,
karena hanya memberikan kekuatan elektabilitas yang tidak berarti kepada
pak Prabowo," katanya kepada Media Indonesia, Senin (19/5/2014).Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute, Hanta Yuda menilai Jusuf Kalla lebih menguntungkan ketimbang Hatta Rajasa. Alasan Hanta, Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) itu bisa menambah elektabilitas Jokowi dan dapat mengambil suara Partai Golkar.
Apalagi, lanjut Hanta, Pilpres lebih menekankan pada figur. Sedangkan kekuatan sokongan partai tak terlalu berpengaruh.
"Bicara pertarungan pemilihan presiden, hanya berbicara pada kekuatan figur. Karena kekuatan partai tidak bisa diprediksi dan berpengaruh lebih daripada figur dan elektabilitas. Seperti pada pemilu presiden sebelumnya bahwa suara partai banyak terbelah oleh kekuatan figur," jelas alumni Universitas Gadjah Mada itu.
Dia mengatakan, meskipun Partai Golkar telah resmi mendukung poros Partai Gerindra, hal itu tidak banyak menambah kekuatan. Sebab, suara Partai Golkar tidak akan penuh mendukung Prabowo-Hatta.
"Terpilihnya pak Jusuf Kalla akan mampu menarik sebagian simpatisan, loyalis, dan fungsionaris Partai Golkar yang masih pro terhadap figur pak Jusuf Kalla. Oleh sebab itu kekuatan pak Jusuf kalla selain figur, juga mendapatkan sebagian suara Partai Golkar. Pecahnya suara Partai Golkar seperti telah terjadi pada pemilu 2004,2009 dan saat ini akan terulang kembali," tambahnya. [Jco/metrotvnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar