Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
Senin (19/5/2014) ditutup turun 16,58 poin atau 0,33 persen ke posisi
5.014,99.
Menurut ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih, pasar mulai menghitung kekuatan dari kubu Prabowo-Hatta. Pasalnya, Golkar telah menggenapi koalisi yang sebelumnya digalang Gerindra. Jika ditotal, jumlah suara koalisi ini melebihi poros PDI-P yang diusung Jokowi.
"Market mulai menghitung ulang kekuatan dari Pak Prabowo, enggak bisa dianggap sepele," ujar Lana melalui sambungan telepon, Senin (19/5/2014) sore.
Akan tetapi, jelas Lana, respons pasar cenderung negatif. Berbeda dengan
respons yang ditunjukkan pasar terhadap duet Jokowi-Jusuf Kalla.
Menurut Lana, hal tersebut dikarenakan pasar tidak suka ketidakpastian.Menurut ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih, pasar mulai menghitung kekuatan dari kubu Prabowo-Hatta. Pasalnya, Golkar telah menggenapi koalisi yang sebelumnya digalang Gerindra. Jika ditotal, jumlah suara koalisi ini melebihi poros PDI-P yang diusung Jokowi.
"Market mulai menghitung ulang kekuatan dari Pak Prabowo, enggak bisa dianggap sepele," ujar Lana melalui sambungan telepon, Senin (19/5/2014) sore.
"Saya kira pelaku pasar enggak suka ketidakpastian, mereka menilai di antara dua pasangan tersebut, Jokowi lebih jelas. Kinerjanya sebagai birokrat sangat teruji, pernah jadi Wali Kota Solo, Gubernur DKI, dan sudah dikenal ke mancanegara," tutur Lana.
Sementara Prabowo, lanjut Lana, mempunyai karier yang berlatar belakang militer. "Imej militer barangkali dikonotasikan kurang positif. Pak Prabowo belum punya pengalaman birokrat," kata Lana.
Meski begitu, terlepas dari isu politik, IHSG rawan aksi ambil keuntungan alias profit taking. Dasarnya, dari level 5.000 memang rawan akan profit taking sebab itu mendekati kisaran tetinggi dalam sejarah. Sekedar catatan, pada 2013 IHSG pernah menyentuh 5.200.
Lana optimistis pertumbuhan akan positif sampai akhir tahun. Berkaca pada indeks 2004, dari Januari-April tercatat positif 13 persen. Baru pada Mei sampai pertengahan Juni terkoreksi 12 persen. Secara keseluruhan semenjak Juni terus naik hingga 44 persen di akhir tahun.
"Enggak apa-apa sudah melewati yang tinggi tetapi potensi keseluruhan akan positif," tutur Lana. [Dor/metrotvnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar