CEO PolMark Indonesia Inc. Eep Saefulloh Fatah meyakini calon
presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo akan
memenangi Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014 dalam satu putaran.
Syaratnya adalah Jokowi, sapaan akrab Joko Widodo, memilih pasangan
calon wakil presiden yang tepat. Menurut Eep, sosok cawapres yang pas
bagi Gubernur DKI Jakarta itu adalah mantan wakil presiden Jusuf Kalla.
"Jokowi-JK bisa satu putaran menurut hemat saya. Kalau Jokowi keliru
memilih pasangan, pilpres dua putaran terbuka," ujar Eep saat berbicara
dalam forum The 14th Annual Citi Economic and Political Outlook
Indonesia: The Next Chapter di Jakarta, Rabu (16/4/2014).
Selain faktor pasangan cawapres, Eep menjelaskan, berdasarkan survei
yang dilakukan lembaganya di setiap daerah pemilihan, kecenderungan
pemilih antara pemilu legislatif dan pemilu presiden berbeda. Pemilih
Jokowi selalu lebih besar dibandingkan pemilih PDIP.
Namun, jika ditilik lebih rinci, Eep menyebut terdapat dua hal yang
masih menimbulkan resistensi terhadap sosok Jokowi. Pertama,
provinsi-provinsi dengan presentase rendah (kisarannya 20 sampai 30
persen) dalam memilih Jokowi, umumnya berada di luar Jawa.
Spesifiknya di Indonesia bagian timur. Kedua, pemilih yang berasal
dari massa berbasis Islam, belum tentu akan langsung mengalihkan
pilihannya kepada Jokowi."Kalau Jokowi bisa meraih kedua kelompok ini,
maka pilpres akan selesai dalam satu putaran," kata suami dari presenter
Sandrina Malakiano tersebut.
Sebagai gambaran, pilpres 2009 berlangsung dalam satu putaran. Kala
itu, pasangan SBY-Boediono berhasil meraih 60,80 persen suara. Unggul
jauh atas pasangan Megawati-Prabowo serta Jusuf Kalla-Wiranto yang
masing-masing memperoleh 26,79 persen suara dan 12,41 persen suara.
Dalam acara yang sama, Managing Director, Chief Asia Pacific
Economist Head of Asia Pacific Economic and Market Analysis at Citigroup
Johanna Chua mengatakan, ekspektasi pasar terhadap hasil pemilu
legislatif 9 April 2014 tidak sesuai prediksi awal.
Hal tersebut disebabkan tidak adanya partai politik yang dominan
dalam perolehan suara sehingga terjadi fragmentasi. Namun demikian,
Johanna menyebut jika pilpres selesai lebih awal, maka respon pasar pun
akan baik seiring adanya kepastian.
Sumber :
republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar