Buya Syafii Maarif memberi acungan jempol pertemuan
Joko Widodo dengan Prabowo Subianto di Rumah mendiang Sumitro
Djojohadikusumo, Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (17/10/2014).
"Saya senang karena pemimpin sudah bisa membuka hati sehingga kebekuan
sudah mencair, Pak Prabowo sudah mengucapkan selamat," kata Buya ketika
dihubungi Media Indonesia, hari ini.
Menurut dia, kedua seteru Pilpres 2014 itu memang seyogyanya bertemu
menjelang pelantikan. "Agar semuanya baik, terjaga, dan lebih kondusif,"
ujar mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu.
Pendiri Maarif Institute itu meminta masyarakat tak perlu menafsirkan
terlalu jauh pertemuan Jokowi dan Prabowo. Masyarakat juga tak perlu
menafsirkan pertemuan tersebut berdampak terhadap sikap Koalisi Merah
Putih di parlemen.
Dia mengimbau pertemuan tersebut disyukuri. Sebab, kata Buya, politik
tidak pernah statis. "Biarkan mengalir seperti air saja," ucap lelaki
kelahiran Sumatra Barat, 79 tahun lalu, itu.
Buya melihat perkembangan politik semakin positif. Salah satunya
tercermin dari sikap Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang kian luwes.
Buya berpendapat, kondisi saat ini bisa memunculkan kedewasaan.
Terkait pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada 20 Oktober
mendatang, Buya Syafii berharap semua bisa berjalan sesuai dengan
konstitusi dan tidak berlebihan. Ia mengajak seluruh warga negara berdoa
kepada Tuhan agar Joko Widodo-Jusuf Kalla tetap tawaduk (rendah hati).
Sikap rendah hati dirasa penting karena tantangan bangsa ke depan besar
sekali. Di antara tantangan itu yakni defisit anggaran APBN dan
pencurian ikan di wilayah NKRI yang mencapai Rp300 triliun setiap tahun.
"Tantangan ke depan harus dihadapi dengan kepala dingin dengan membuka diri kepada siapa saja," kata dia. [metrotvnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar