Presiden Terpilih Joko Widodo (Jokowi)
berencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan solar bersubsidi
sekitar 50 persen, setelah dua pekan menjabat sebagai Presiden
Indonesia.
Dilansir Reuters, Jumat 17 Oktober 2014,
penasihat Jokowi yang menolak disebutkan namanya karena ia tak berwenang
berbicara dengan media itu mengatakan, langkah tersebut diambil Jokowi
untuk menyelamatkan anggaran pemerintah hingga US$13 miliar pada tahun
depan.
Dia menuturkan, Presiden ketujuh Indonesia ini akan
menaikkan harga BBM bersubsidi dan solar sebesar Rp3 ribu (US$0,25) per
liter. Adapun, saat ini harga BBM bersubsidi sebesar Rp6.500 per liter,
sedangkan solar Rp5.500 per liter.
"Rencananya 1 November, tetapi untuk amannya dua minggu setelah Jokowi menjabat sebagai presiden," katanya.
Untuk
mengimbangi harga BBM subsidi yang naik lebih tinggi, Jokowi berencana
memberikan tunjangan kepada keluarga miskin sebesar Rp300 ribu setiap
tiga bulan hingga kuartal I 2016.
Sebelumya, penasihat Tim
Transisi Jokowi-Jusuf Kalla, Luhut Pandjaitan juga menyebutkan, harga
BBM bersubsidi akan naik sebesar Rp3.000 per liter mulai November nanti.
“Kami
telah berdiskusi dengan tim dari presiden terpilih dan akan menaikkan
harga BBM bersubsidi sebesar Rp3.000 per liter pada November. Dengan
begitu, akan ada alokasi yang lebih besar untuk infrastruktur,” kata
Luhut.
Luhut yakin bahwa kebijakan yang diambil Jokowi-JK itu
tidak akan mendapat penolakan serius dari DPR. Karena, kenaikan harga
BBM bersubsidi itu dalam perhitungan tim transisi maupun koalisi
Jokowi-JK sudah menjadi keniscayaan.
“Secara informal saya tidak
melihat ada masalah. Masalah ini sudah didiskusikan dengan beberapa
anggota DPR dan mereka sepakat,” tuturnya.
Namun, Luhut mengakui,
masalah terbesar dari kebijakan ini adalah potensi penolakan
masyarakat. Berbagai aksi demonstrasi memang biasanya terjadi saat
pemerintah menaikkan harga BBM. [vivanews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar