Calon presiden (Capres) dari PDIP Joko Widodo (Jokowi) diminta tidak
salah memilih calon wakil presiden (Cawapres) yang akan mendampinginya.
Jokowi jangan sampai memilih Cawapres yang kontroversial dan penuh
resisten dari masyarakat.
Peneliti senior dari LIPI, Siti Zuhro mengatakan, Jokowi harus memilih Cawapres yang mampu meningkatkan elektabilitasnya.
"Cawapres harus tepat, tidak timbulkan kontroversi dan resisten.
Revolusi mental berawal dari ketepatan Jokowi memilih pendampingnya.
Kalau Cawapres yang dipilih bermasalah maka gagasan Jokowi perlunya
revolusi mental tidak pernah akan terjadi," kata dia dalam diskusi
bertajuk Revolusi Mental Ala Jokowi, di Jakarta, Kamis (15/5/2014) petang.
Siti meminta Jokowi agar menjauhkan politik uang pada Pilpres nanti.
Sikap seperti itu sebagai bukti nyata atas gagasan revolusi mental dari
Jokowi.
Menurutnya, praktik yang dipertontonkan para Caleg pada Pileg lalu
harus menjadi pelajaran bagi Jokowi. Capres dari PDIP itu harus memutus
praktik-praktik itu sebagai gerakan awal revolusi mental.
Dia mengusulkan agar revolusi mental yang digagas Jokowi itu bisa
masuk dalam grand design reformasi birokrasi 2010-2024 yang sebagian
sudah mulai dilaksanakan pemerintahan SBY. "Yang sekarang sudah tertata,
harus dipertajam lagi," ujarnya.
Aktivis Adhie M Massardi juga berharap Jokowi tepat memilih
cawapresnya. Menurutnya, jika cawapresnya secara mental diragukan, maka
sejak awal revolusi mental ini diragukan. Apalagi jika anggota
kabinetnya bermasalah. [beritasatu]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar