Ketum Partai Demokrat SBY memberi sinyal akan membentuk poros baru di
luar tiga capres yang ada dan bisa mengancam koalisi yang sedang
dibangun oleh Partai Gerindra dan Partai Golkar. Bagaimana tanggapan
Partai Gerindra?
"Sah-sah saja, kita lihat hasilnya. Proses ini
belum selesai. Pada saatnya orang akan realistis, siapa yang bisa maju.
Dilihat dari survei-survei yang ada," kata Waketum Partai Gerindra Fadli
Zon di Kantor DPP Gerindra, Ragunan, Jaksel, Rabu (23/4/2014).
Fadli
mengungkapkan bahwa saat ini komunikasi dengan Partai Demokrat masih
terus dijalin. Gerindra pun akan menunggu hasil dari pertemuan SBY
dengan 33 pengurus DPD PD pada Jumat ini.
"Kita hargai proses internal. Mereka baru mau kumpulkan DPD. Nanti akan dibicarakan," ujarnya.
Direktur
Eksekutif Political Communication (Polcomm) Institute Heri Budianto
mengatakan, magnet SBY masih sangat kuat sebagai 'king maker' meski
perolehan suara Demokrat anjlok dibanding 2009.
Menurut Heri,
saat ini SBY memang lebih banyak mencermati pergerakan parpol-parpol.
SBY tidak muncul ke publik untuk melakukan komunikasi politik
sebagaimana elit parpol lainnya. Namun yang dilakukannya adalah
mengkalkulasi strategi yang tepat bagi Demokrat. Dengan modal 10 persen
(berdasarkan quick count), Demokrat sudah mempunyai posisi politik yang
kuat untuk membangun poros baru.
Partai yang kemungkinan akan
merapat ke Demokrat adalah PKB, PAN dan PKS. Jika skenario ini
benar-benar terwujud, Partai Golkar dan Gerindra akan terancam tak dapat
tiket capres. Alasannya, Gerindra saat ini tengah dihadapkan pada mitra
koalisi yang terpecah yakni PPP. Jika hasil mukernas PPP hari ini
memutuskan PPP merapat ke Ical atau Jokowi, ataupun poros lain, maka
langkah Gerindra akan makin berat untuk mencapreskan Prabowo.[detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar