Rabu, 23 April 2014

LSI: Publik Minta Capres Adu Gagasan, Ketimbang Sibuk Koalisi

Hiruk-pikuk penggalangan koalisi oleh partai politik dan capres yang diusung, sepertinya mengesampingkan program-program yang akan diperjuangkan jika kelak memimpin. Padahal, mayoritas publik sebenarnya ingin tahu program yang ditawarkan para capres.
Analisis survei nasional pasca pemilu legislatif yang dilakukan Lembaga survei yang berafiliasi ke Partai Golkar, Lingkaran Survei Nasional Indonesia (LSI), menunjukkan, masyarakat menginginkan para kandidat presiden beradu gagasan untuk memajukan bangsa.
"Kesibukan para capres dan partai politik mencari mitra koalisi bertentangan dengan keinginan publik," ujar peneliti LSI Ardian Sopa dalam paparan hasil survei di kantor LSI, Jakarta, kemarin (22/4/2014).
Dia mengungkapkan, hanya minoritas publik, yakni 17,25, persen, yang menoleransi para capres lebih sibuk bicara soal mitra koalisi. Sementara, mayoritas (65,70 persen) berharap para capres lebih banyak bicara gagasan. Di sisi lain, ada sebagian publik (8,70 persen) yang menginginkan para capres berbicara tentang siapa saja calon anggota kabinet pada posisi strategis.
"Mereka yang berharap capres lebih banyak bicara soal gagasan atau konsep membangun Indonesia itu merata di semua segmen masyarakat," kata Ardian.
Baik masyarakat yang tinggal di desa atau kota, berpendidikan rendah atau tinggi, kaya atau miskin, laki-laki maupun perempuan, lanjut dia, memiliki harapan tersebut.
Survei LSI terhadap 1.200 responden pada 15 hingga 18 April 2014 itu menunjukkan, saat ini 63,80 persen menyatakan tidak tahu sama sekali apa yang akan diperjuangkan para capres jika kelak memenangi pilpres. [fal/c2/fat/jpnn]

1 komentar:

  1. Ha ha adu gagasan? Bg Jokowi yg berpengalaman sbg bisnisman, sdh 2 kali jadi walikota dan skrg gubernur , doyan blusukan pasti punya senjata mematikan utk lawannya yaitu "empiris" yg artinya berdasarkan pengalaman (terutama yg diperoleh dr penemuan, percobaan, pengamatan yg telah dilakukan). Perubahan sosial itu masyarakat sbg subjek yg sangat dinamis dan orang2 yg biasa terjun lapanganlah yg unggul dlm hal ini begitu juga administrasi dan birokrasi. Pekerja lapang memposisikan diri sbg publik sekaligus target pelayanan publik dr birokrasi. Jadi ide2 atau gagasan itu sngt melekat di tindakan dan pikirannya dr pengalaman berhasil, gagal dan berhasil. Prinsip kerjanya kesetaraan dan budaya kerjanya itu trial and erorr.

    BalasHapus