Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberi sinyal kuat membentuk
poros baru atau poros keempat di luar tiga capres yang ada. Jika poros
baru yang disebut 'setgab jilid dua' benar-benar diwujudkan, Partai
Golkar dan Gerindra kemungkinan bisa terancam.
Direkrut Eksekutif
Political Communication (Polcomm) Institute Heri Budianto mengatakan,
magnet SBY masih sangat kuat sebagai 'king maker' meski perolehan suara
Demokrat anjlok dibanding 2009.
"Kalau SBY benar-benar bermain,
lebih aktif melakukan komunikasi politik dan memberikan alternatif
selain capres Jokowi, Ical atau Prabowo, bisa saja yang lain akan ikut
SBY.Yang terancam selanjutnya adalah Golkar," ujar Heri kepada detikcom,
Rabu (23/4/2014).
Menurut Heri, saat ini SBY memang lebih banyak
mencermati pergerakan parpol-parpol. SBY tidak muncul ke publik untuk
melakukan komunikasi politik sebagaimana elit parpol lainnya. Namun yang
dilakukannya adalah mengkalkulasi strategi yang tepat bagi Demokrat.
Dengan modal 10 persen (berdasarkan quick count), Demokrat sudah
mempunyai posisi politik yang kuat untuk membangun poros baru.
Partai
yang kemungkinan akan merapat ke Demokrat adalah PKB, PAN dan PKS. Jika
skenario ini benar-benar terwujud, Partai Golkar dan Gerindra akan
terancam tak dapat tiket capres. Alasannya, Gerindra saat ini tengah
dihadapkan pada mitra koalisi yang terpecah yakni PPP. Jika hasil
mukernas PPP hari ini memutuskan PPP merapat ke Ical atau Jokowi,
ataupun poros lain, maka langkah Gerindra akan makin berat untuk
mencapreskan Prabowo.
Selain itu, Ketua MPP PAN Amin Rais juga
sudah berkomunikasi dengan SBY. Ketua Umum PAN Hatta Rajasa memiliki
chemistry yang sama dengan SBY karena cukup lama bekerjasama di
pemeritahan.
"Hanura kemarin pagi pun saya baca ada komunikasi
politik dengan Jokowi. Padahal sebelum itu Hanura lebih dekat ke Golkar.
Ini Golkar bisa ditinggalkan, " katanya.
"Kalau skenario ini yang terjadi, tak ada pilihan Gerindra dan Golkar harus berkoalisi," imbuh Heri.[detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar