Rabu, 23 April 2014

Posisi Golkar dan Gerindra Terancam Jika SBY Wujudkan Poros Keempat

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberi sinyal kuat membentuk poros baru atau poros keempat di luar tiga capres yang ada. Jika poros baru yang disebut 'setgab jilid dua' benar-benar diwujudkan, Partai Golkar dan Gerindra kemungkinan bisa terancam.
Direkrut Eksekutif Political Communication (Polcomm) Institute Heri Budianto mengatakan, magnet SBY masih sangat kuat sebagai 'king maker' meski perolehan suara Demokrat anjlok dibanding 2009.
"Kalau SBY benar-benar bermain, lebih aktif melakukan komunikasi politik dan memberikan alternatif selain capres Jokowi, Ical atau Prabowo, bisa saja yang lain akan ikut SBY.Yang terancam selanjutnya adalah Golkar," ujar Heri kepada detikcom, Rabu (23/4/2014).
Menurut Heri, saat ini SBY memang lebih banyak mencermati pergerakan parpol-parpol. SBY tidak muncul ke publik untuk melakukan komunikasi politik sebagaimana elit parpol lainnya. Namun yang dilakukannya adalah mengkalkulasi strategi yang tepat bagi Demokrat. Dengan modal 10 persen (berdasarkan quick count), Demokrat sudah mempunyai posisi politik yang kuat untuk membangun poros baru.
Partai yang kemungkinan akan merapat ke Demokrat adalah PKB, PAN dan PKS. Jika skenario ini benar-benar terwujud, Partai Golkar dan Gerindra akan terancam tak dapat tiket capres. Alasannya, Gerindra saat ini tengah dihadapkan pada mitra koalisi yang terpecah yakni PPP. Jika hasil mukernas PPP hari ini memutuskan PPP merapat ke Ical atau Jokowi, ataupun poros lain, maka langkah Gerindra akan makin berat untuk mencapreskan Prabowo.
Selain itu, Ketua MPP PAN Amin Rais juga sudah berkomunikasi dengan SBY. Ketua Umum PAN Hatta Rajasa memiliki chemistry yang sama dengan SBY karena cukup lama bekerjasama di pemeritahan.
"Hanura kemarin pagi pun saya baca ada komunikasi politik dengan Jokowi. Padahal sebelum itu Hanura lebih dekat ke Golkar. Ini Golkar bisa ditinggalkan, " katanya.
"Kalau skenario ini yang terjadi, tak ada pilihan Gerindra dan Golkar harus berkoalisi," imbuh Heri.[detik]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar