Inisiator Manifesto Kader dan Simpatisan PDI Perjuangan Pro Jokowi
(Projo), Fahmi Alhabsyi, mengatakan hanya kejadian luar biasa, baik di
eksternal maupun internal PDIP yang dapat mengubah pencapresan Jokowi.
"Pencapresan Jokowi sebelum pemilu legislatif memungkinkan terjadi apa yang disebut oleh Bung Karno 'Samenbundelling Van Alle Reformatie Krachten'
(bersatunya seluruh kekuatan reformasi) di era sekarang ini," kata
Fahmi Alhabsyi menanggapi penetapan capres PDIP setelah Pemilu
Legislatif pada 9 April 2014, Senin (13/1/2014).
Aktivis UI 98 ini
menjelaskan, banyak variabel yang memungkinkan keputusan pencapresan
Jokowi setelah pemilu legislatif ini dapat berubah, seperti adanya hasil
keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) atas gugatan UU Pilpres oleh Yusril
Ihza Mahendra. Atau, kata Fahmi, adanya kejadian luar biasa di internal
partai yang membuat kalkulasi politik harus dihitung ulang untuk
memastikan suara PDIP di pemilu legislatif tidak jeblok.
Fahmi
meyakini keputusan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada
peringatan ulang tahun PDI Perjuangan yang menetapkan capres setelah
pemilu legislatif bukanlah sebuah keputusan yang baku tetapi bersifat
dinamis.
Ia mengatakan elit DPP PDIP pasti lebih cerdas dibanding
kader dan simpatisan partai dalam membaca realitas ini. Jadi keraguan
mencalonkan Jokowi sebelum pemilu legislatif akan dibaca publik ada
sesuatu yang disembunyikan.
Fahmi mengungkapkan pencapresan
sebelum pemilu legislatif sejalan-seirama dengan agenda parpol lain atas
nama menjaga keseimbangan demokrasi dengan meniadakan superior
mayoritas karena suara partai cenderung merata, dan memungkinkan peluang
koalisi pilpres pascapemilu legislatif dan kompetisi seimbang yang
berujung adanya politik dagang sapi.
Disinggung soal loyalitas,
Fahmi menegaskan tetap loyal pada partai bahkan agenda mendesak
pencapresan Jokowi sebelum pemilu legislatif ini bagian dari masukan
setelah keliling daerah, jauh sebelum instruksi harian Bu Mega untuk
berdialog kepada semua elemen bangsa untuk menjadikan PDIP sebagai rumah
besar kaum nasionalis.
Sumber :
republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar