Peneliti dari lembaga Poltracking Agung Baskoro mengemukakan secara
internal, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) belum solid
mendukung pencapresan Joko Widodo (Jokowi).
Masih ada faksi setengah hati sehingga mempengaruhi mesin partai. Hal
ini bisa dilihat dari iklan-iklan yang muncul, di mana lebih banyak
menampilkan sosok Puan Maharani dalam tagline "Indonesia Hebat".
"Mesin partai juga lambat mengoptimalisasi sosok Jokowi karena
terjerat popularitas dan elektabilitas Jokowi yang tinggi versi survei.
Akibatnya kerja-kerja politik dari kader PDIP menjadi minimalis," kata
Agung di Jakarta, Jumat (11/4/2014).
Secara eksternal, kata Agung, serangan-serangan yang dilakukan oleh
lawan politik Jokowi cukup efektif. Sampai ada istilah, Jokowi yes,
PDIP no atau Jokowi adalah capres boneka. Sayangnya lanjut dia, partai
gagap menanggapi serangan-serangan tersebut.
Menyikapi hal itu terutama dalam persiapan pemilihan presiden
(pilpres) Agung menyarankan agar Jokowi mulai intens tampil ke publik
dalam rangka menyampaikan visi-misi-program yang ditawarkan.
Kedua, Jokowi harus menunjukkan peformanya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Caranya dengan merealisasikan janji-janji kampanye.
Selain itu, PDIP harus menentukan pasangan cawapres yang ideal bagi
Jokowi agar elektabilitas mantan Wali Kota Solo ini tak berakhir
antiklimaks seperti pemilu 1999.
"Komunikasi politik dengan elit partai sudah harus intens dan fokus
mengeksekusi koalisi sekaligus siapa pendamping Jokowi," kata Agung.
Sumber :
beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar