Jumat, 11 April 2014

Hatta Tepis IHSG Anjlok Gara-gara "Jokowi Ga Ngefek"

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menolak anggapan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok akibat hasil pemilihan umum. Kecewanya investor karena ternyata Jokowi Effect tak ampuh mendominasi perolehan suara, dianggap cuma rumor.
Hatta meyakini aksi jual investor dalam dan luar negeri kemarin lebih dipengaruhi faktor eksternal. Utamanya rencana bank sentral Amerika Serikat (The Fed) menaikkan suku bunga tahun depan.
Terbukti, mayoritas bursa Asia dalam perdagangan kemarin turut mengalami pelemahan. "Jangan terlalu dibesar-besarkan. Bukan karena pemilunya, memang situasi eksternal semua juga begitu," ujarnya di Jakarta, Kamis (10/4) malam.
Rencana The Fed itu menurut pemerintah, mempengaruhi pula nilai tukar. Rupiah dalam pasar valuta asing kemarin juga terdepresiasi menjadi lebih dari Rp 11.000 per USD.
Investasi di negara berkembang dianggap mulai berisiko, karena mayoritas akan mengalami perlambatan seiring membaiknya ekonomi AS.
"Orang masih tetap melihat risiko melemahnya ekonomi dunia. Apabila the Fed menaikkan suku bunga, akan diikuti negara-negara emerging. Atau mereka akan menahan jangan sampai Dolar mengalir ke luar, akibatnya ada risiko pelemahan pertumbuhan ekonomi," ungkap Hatta.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Kamis (10/4) dibuka turun 92,09 poin atau 1,87 persen ke level 4.829,33. Sementara saham-saham blue chip yang tergabung dalam indeks LQ45 juga dibuka turun 23,93 poin atau 2,86 persen ke level 8.11,97.
Direktur Utama Indo Premier Moleonoto meyakini pelaku pasar banyak yang berharap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menguasai 20 persen kursi parlemen, sehingga perpolitikan di Tanah Air mudah terpetakan. Rupanya, langkah partai berlogo banteng itu menominasikan Joko Widodo sebagai calon presiden tak banyak berdampak pada penguasaan legislatif.
"Mereka masih berharap Jokowi Effect bisa memberi kontribusi besar, ternyata tidak. Tidak ada satu partai pun yang mendapatkan hasil sampai 25 persen, ini direspon market negatif," ujarnya.

Sumber :
merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar