Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang Dr Ahmad Atang
berpendapat, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan membangun
full coalition untuk mengupayakan kemenangan calon presidennya, Joko Widodo (Jokowi).
"Itu
akan terjadi karena partai politik di Indonesia lebih berorientasi
politik kekuasaan, pragmatisme, dan prestise politik untuk mencapai
kemenangan dan bukan untuk kepentingan publik," katanya di Kupang, Jumat
(10/4/2014).
Menurutnya, hal tersebut terkait peluang koalisi
antarparpol menghadapi Pilpres 2014 dengan berpedoman pada hasil
penghitungan suara sementara pemilu legislatif.
Hasil hitung
cepat yang dilakukan lembaga survei Jaringan Suara Indonesia (JSI)
menunjukan PDI Perjuangan berada di posisi teratas dengan perolehan
suara 18,84 persen. Di posisi kedua, Partai Golkar meraih 15,69 persen,
berikutnya Partai Gerindra 11,56 persen, PKB 9,98 persen, dan Partai
Demokrat 9,41 persen.
"PDIP dengan Capres Jokowi lebih berpeluang menang pada Pilpres 9 Juli 2014, karena itu mereka akan mengupayakan full coalition," katanya.
Menurut
dia, sebagian kecil parpol akan bergabung ke Ketua Dewan Pembina Partai
Gerindra Prabowo Subianto, tetapi bukan karena tidak suka dengan
Jokowi, melainkan ada beban psikologi politik.
"Partai Golkar
yang akan kesulitan membangun koalisi karena figur Aburizal Bakrie tidak
menjanjikan kemenangan dalam pilpres mendatang," katanya.
Dia
menambahkan praktik koalisi di Indonesia selama ini lebih pada
kepentingan kekuasaan daripada kesamaan platform partai politik. Kondisi
ini, karena tradisi lahirnya parpol di Indonesia bukan untuk
menciptakan "welfare state", sehingga yang dikejar adalah kekuasaan.
"Jadi
koalisi selalu berorientasi pada figur yang punya peluang menang, agar
bisa bagi-bagi kekuasaan, bukan untuk mendorong figur yang berpikir soal
'welfare' atau menciptakan pemimpin masa depan," kata Pembantu Rektor I
UMK itu.
Sumber :
republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar