Jumat, 11 April 2014

Pengamat: 'Jokowi Effect' Terhadang Loyalis Megawati

Direktur Eksekutif PolcoMM Heri Budianto menilai, pencapresan Joko "Jokowi" Widodo tidak berdampak besar tehadap perolehan suara PDIP, karena adanya perpecahan di internal partai.
Menurutnya, di internal PDIP, masih banyak yang menginginkan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri kembali maju menjadi capres.
"Ketika Jokowi diputuskan untuk menjadi capres,, banyak loyalis Mega yang mempunyai basis cukup besar di PDIP kecewa. Mereka selama ini menilai, PDIP ya Bung Karno. Jadi harus penerus darah Bung Karno yang maju lagi menjadi presiden," kata Heri, seusai diskusi 'Membaca Arah Koalisi Partai Politik', di Universitas Mercu Buana, Jakarta, Jumat (11/10/2014).
Apalagi, menurutnya, PDIP selama ini sangat identik dengan sosok Megawati, bukan Jokowi. Sosok yang selalu ditonjolkan selama 5 tahun belakangan ini, menurutnya, adalah Megawati bersama putrinya yang juga Ketua Fraksi PDIP Puan Maharani.
"Di indonesia ini, politik ketokohan memang masih mengandalkan ketua umum. Gerindra dengan Prabowo, SBY dengan Demokrat, jadi PDIP dengan Megawati. Sosok Jokowi tidak dominan," tambahnya.
Momentum pencapresan Jokowi, menurut Heri, terlambat sehingga tidak semua masyarakat mendapatkan informasi. Sosialisasi yang dilakukan oleh PDIP, juga kurang masif.
Heri meyakini, sosok Jokowi akan tetap unggul pada pemilihan presiden mendatang. "Prediksi saya kalau hanya ada dua sampai tiga pasangan capres-cawapres, hasilnya akan satu putaran. Tapi kalau bisa sampai empat pasang, mungkin akan dua putaran," katanya.

Sumber :
tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar