Jumat, 11 April 2014

Jokowi Ingin Memberi Sinyal Positif Pasar Modal?

Langkah mengejutkan dilakukan Calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi.
Ia tiba-tiba membuat rencana kunjungan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) sore ini. Belum diketahui apa maksud Gubernur DKI Jakarta itu.
Salah satu pihak keamanan BEI membenarkan hal tersebut. "Iya, dia (Jokowi) mau datang menemui direksi BEI," ujarnya.
Barang kali kedatangan Gubernur DKI Jakarta untuk menemukan jawaban terhadap apa yang terjadi di lantai pasar modal dalam dua hari ini.
Pasar modal memberi respon yang cukup reaktif terhadap hasil pemilihan umum.  Setelah mengetahui hasil penghitungan cepat pemilu legeslatif bahwa  PDIP memperoleh suara 19,23%, kemudian di susul partai Golongan Karya (Golkar) sebesar 15,02%. Di tempat ke tiga ada partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dengan perolehan suara 11,76%.
Pada pagi harinya, Kamis (10/04), pasar modal langsung melorot sampai 155 poin. Begitu juga rupiah yang langsung terkulai. Padahal tren pasar modal regional justru menguat.
Sampai hari kedua pascapemilu legeslatif dan memasuki akhir pekan ini, kondisi pasar modal masih tetap lesu. Para pelaku pasar memilih untuk menunggu perkembangan selanjutnya.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menilai kondisi sebagai bentuk kepanikan pasar modal karena partai pemenang pemilu legeslatif adalah PDIP.
"Market nerves karena ekspektasi tidak sesuai harapan," ujar Hatta di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jumat (11/4/2014).
Kendati demikian Hatta menilai hal itu adalah hal yang wajar. Karena dunia politik bisa berubah kapan saja.
"Itu sesuatu yang temporary dan di dalam politik kadang-kadang memberi signal positif dan negatif," ungkap Hatta.
Berbeda dengan Anindya N Bakrie, Presiden Komisaris PT Intermedia Capital Tbk (MDIA). Ia justru menyambut baik suksesnya pelaksanaan pemilu legislatif (Pileg) tahun ini.
Menurutnya hasil pemilu ini menandakan bahwa masyarakat sudah cerdas dalam menentukan pilihan.
"Dari sisi pengusaha, hasil pemilu itu rasional dan dewasa, artinya masyarakat benar-benar seperti kenal dirinya masing-masing," kata Anindya.
Selain itu tidak ada figur dominan dalam masing-masing partai, karena setiap partai memiliki kesempatan yang imbang untuk memenangi pemilu.
"Dan tidak ada partai dan figur dominan, sehingga memberikan semua figur untuk memperbaiki kondisi ekonomi, Pemilu ini berjalan lancar, saya sempat keliling," katanya.
Ia pun berharap bahwa presiden yang terpilih dapat mengerti nilai ekonomi. Selain itu dapat memajukan kesejahteraan dan pendidikan serta memiliki manajemen koalisi yang baik.
Berbeda pula dengan yang dikatakan para pengamat pasar modal. Menurut beberapa pengamat, reaksi negatif pasar modal tersebut bukan karena PDI menang.
Barang kali kedatangan Jokowi ke pasar modal sore ini ingin mencari jawaban sendiri apa penyebabnya.
Atau barangkali ingin memberi sinyal positif kepada para pelaku pasar bahwa ia yang digadang-gadang sebagai presiden oleh partai pemenang pemilu memberi perhatian khusus.

Sumber :
tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar