Langkah mengejutkan dilakukan Calon presiden yang diusung Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo yang akrab disapa
Jokowi.
Ia tiba-tiba membuat rencana kunjungan ke Bursa Efek
Indonesia (BEI) sore ini. Belum diketahui apa maksud Gubernur DKI
Jakarta itu.
Salah satu pihak keamanan BEI membenarkan hal tersebut. "Iya, dia (Jokowi) mau datang menemui direksi BEI," ujarnya.
Barang
kali kedatangan Gubernur DKI Jakarta untuk menemukan jawaban terhadap
apa yang terjadi di lantai pasar modal dalam dua hari ini.
Pasar
modal memberi respon yang cukup reaktif terhadap hasil pemilihan umum.
Setelah mengetahui hasil penghitungan cepat pemilu legeslatif bahwa
PDIP memperoleh suara 19,23%, kemudian di susul partai Golongan Karya
(Golkar) sebesar 15,02%. Di tempat ke tiga ada partai Gerakan Indonesia
Raya (Gerindra) dengan perolehan suara 11,76%.
Pada pagi harinya,
Kamis (10/04), pasar modal langsung melorot sampai 155 poin. Begitu juga
rupiah yang langsung terkulai. Padahal tren pasar modal regional justru
menguat.
Sampai hari kedua pascapemilu legeslatif dan memasuki
akhir pekan ini, kondisi pasar modal masih tetap lesu. Para pelaku pasar
memilih untuk menunggu perkembangan selanjutnya.
Menteri
Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menilai kondisi sebagai bentuk
kepanikan pasar modal karena partai pemenang pemilu legeslatif adalah
PDIP.
"Market nerves karena ekspektasi tidak sesuai harapan," ujar
Hatta di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jumat
(11/4/2014).
Kendati demikian Hatta menilai hal itu adalah hal yang wajar. Karena dunia politik bisa berubah kapan saja.
"Itu sesuatu yang temporary dan di dalam politik kadang-kadang memberi signal positif dan negatif," ungkap Hatta.
Berbeda
dengan Anindya N Bakrie, Presiden Komisaris PT Intermedia Capital Tbk
(MDIA). Ia justru menyambut baik suksesnya pelaksanaan pemilu legislatif
(Pileg) tahun ini.
Menurutnya hasil pemilu ini menandakan bahwa masyarakat sudah cerdas dalam menentukan pilihan.
"Dari
sisi pengusaha, hasil pemilu itu rasional dan dewasa, artinya
masyarakat benar-benar seperti kenal dirinya masing-masing," kata
Anindya.
Selain itu tidak ada figur dominan dalam masing-masing
partai, karena setiap partai memiliki kesempatan yang imbang untuk
memenangi pemilu.
"Dan tidak ada partai dan figur dominan,
sehingga memberikan semua figur untuk memperbaiki kondisi ekonomi,
Pemilu ini berjalan lancar, saya sempat keliling," katanya.
Ia pun
berharap bahwa presiden yang terpilih dapat mengerti nilai ekonomi.
Selain itu dapat memajukan kesejahteraan dan pendidikan serta memiliki
manajemen koalisi yang baik.
Berbeda pula dengan yang dikatakan
para pengamat pasar modal. Menurut beberapa pengamat, reaksi negatif
pasar modal tersebut bukan karena PDI menang.
Barang kali kedatangan Jokowi ke pasar modal sore ini ingin mencari jawaban sendiri apa penyebabnya.
Atau
barangkali ingin memberi sinyal positif kepada para pelaku pasar bahwa
ia yang digadang-gadang sebagai presiden oleh partai pemenang pemilu
memberi perhatian khusus.
Sumber :
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar