Sesepuh Yayasan Pendidikan Al Ma'soem, Nanang Iskandar Ma'Soem,
meninggal dunia saat menjelang sambutan taraweh bersama Capres Joko
Widodo, Rabu malam tadi. Nanang meninggal saat mengacungkan salam dua
jari di hadapan ratusan undangan yang hadir di Lapangan Dome, Cipacing,
Cileunyi, Jawa Barat.
Saksi mata yang hadir dalam acara tersebut,
Achmad Setiyaji, mengatakan peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul
21.40 WIB, Rabu (2/7/2014).
Saat itu almarhum baru saja menyambut
kedatangan capres nomor urut dua, Jokowi.
"Setelah menyalami
Jokowi, Pak Nanang mengacungkan salam dua jari kepada mereka yang hadir.
Namun setelah itu tiba-tiba beliau jatuh di pangkuan Jokowi," kata
Setiyaji saat berbincang dengan awak media, Kamis (3/7/2014) dini hari.
Jokowi
yang terkejut langsung bangkit dari duduknya dan mendatangi podium.
"Jokowi meminta para hadirin untuk mendoakan beliau agar cepat siuman,"
kata Setiyaji.
Beberapa orang yang ada di dekat lokasi kejadian
langsung mengevakuasi pimpinan grup usaha Al Ma'soem ini ke RS Islam
Bandung. Namun tidak tertolong dan meninggal dunia.
Anak sulung
dari Haji Ma'soem ini meninggal di usia 66 tahun. Almarhum meninggalkan
lima orang anak. Saat ini jenazah berada di rumah duka di Jl Raya
Percobaan Cikalang, Cileunyi.
"Rencananya Kamis besok pukul 9 dimakamkan," kata Setiyaji.
Penuturan Jokowi
Penuturan Jokowi
Peristiwa terjadi di aula Pondok Pesantren Al Ma'soem,
Jalan Raya Cipacing No.22, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Jokowi dan Nanang berada dalam satu panggung. Anies Baswedan dan
sejumlah tokoh dari yayasan Al Ma'soem juga hadir.
Menurut
Jokowi, malam itu, memang sudah larut. Mereka tidak sempat berbincang
banyak. Nanang lalu berdiri di hadapan ribuan orang lalu memberi salam.
"Beliau
menyampaikan sambutan, beliau juga baru menyampaikan assalamualaikum,
kemudian gini (salam dua jari), langsung ambruk dan jatuh di pangkuan
saya," kata Jokowi usai ziarah ke makam Nanang di Rancaekek, Kabupaten
Bandung, Jabar, Kamis (3/7/2014).
Bagi Jokowi, Nanang adalah seorang tokoh besar di Jabar. Nanang juga menjadi tokoh muslim dan pendidikan yang jadi teladan.
"Kita semua merasa sangat kehilangaan," terangnya.
Teten
Masduki yang tadi malam ikut dalam rombongan Jokowi pun bercerita soal
kejadian. Awalnya mereka sempat hendak berbuka bersama, namun tidak
sempat.
"Jadi kan awalnya memang kita mau buka puasa dan tarawih
di tempat Haji Ma'soem. Tapi karena tidak sempat jadi saya telepon Haji
Ma'soem kalau kita ke sana habis tarawih," ujad Teten di Holiday Inn.
Sambutan
untuk Jokowi tadi malam begitu hangat. Begitu tiba, Haji Ma'soem
mengajak Jokowi naik ke podium. "Nah kejadiannya pas di podium itu.
Tiba-tiba Pak Nanang jatuh setelah memberikan sambutan singkat yang
diakhiri salam dua jari," imbuh Teten.
Saat itu Jokowi langsung
menangkap Haji Ma'soem agar tak jatuh ke lantai. Pada saat itulah Haji
Ma'soem menghembuskan nafas terakhir.
Berikut kronologi seperti dituturkan Evan dan Asep:
Rabu 2 Juli 2014
Pukul 20.30 WIB
Selesai acara tarawih di Pondok Pesantren Al Ma'soem.
Pukul 21.00 WIB
Capres Jokowi tiba di lokasi dan langsung menuju aula Pondok Pesantren Al Ma'soem. Kedatangan Jokowi disambut Nanang Ma'soem.
Pukul 21.10 WIB
Jokowi memanggil Nanang dengan
sebutan 'Kyai Nanang'. Jokowi meminta Nanang yang pertama memberikan
sambutan. Di atas podium itu ada sekitar delapan hingga 10 orang.
Melalui
pengeras suara, Nanang memberikan sambutan singkat. Waktu itu Nanang
dan Jokowi serta orang yang berada di podium berdiri. Nanang hanya
mengucapkan salam pembuka kepada hadirin. Lalu berteriak 'Salam dua
jari'.
Tiba-tiba saat dipersilakan duduk, tubuh Nanang lemas dan
tak sadarkan diri. Tubuh Nanang roboh, lalu refleks disambut Jokowi yang
berada berdekatan di samping kanan. Nanang sempat direbahkan di
pangkuan Jokowi.
Pukul 21.15 WIB
Nanang
sempat dibawa ke ruangan di arean pondok pesantren. Bantuan oksigen
diberikan kepada Nanang. Lantaran kondisinya mengkhawatirkan, Nanang
segera diboyong ke RS Al Islam di Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung.
21.40 WIB
Nanang
tiba di UGD RS Al Islam. Dokter menyebut Nanang sudah meninggal.
Keluarga mengatakan Nanang meninggal karena serangan jantung. Selama ini
Nanang punya riwayat penyakit jantung.
Riwayat Singkat Nanang Ma'soem
Nama Haji Ma'soem sangat terkenal di seantero Jawa Barat. Berawal dari
usaha sederhana, kini bisnisnya menggurita di mana-mana. Nanang Iskandar
Ma'soem adalah penerusnya yang sukses mengembangkan peninggalan sang
ayah. Nanang wafat di pangkuan Jokowi semalam.
Nanang lahir di
Tasikmalaya, 6 Agustus 1948. Dirut PT Al Ma'soem tersebut memiliki istri
dan lima orang anak. Dia pernah menimba ilmu di SDN Bojongloa
Rancaekek, lalu melanjutkan ke SMP Negeri 4 Bandung, SMAN 2 Bandung,
hingga berkuliah dan mengambil master di Universitas Padjadjaran.
Sejak
lulus, Nanang membantu bisnis ayahnya yang bergerak di bidang
pendidikan dan bahan bakar minyak. Dia juga menjadi staf pengajar di
Unpad dan menjadi ketua yayasan pendidikan Al Ma'soem.
Sejumlah
organisasi di Jabar pernah diikuti oleh Nanang. Mulai dari Dewan
Penasihat Kadin Jabar, Dewan Penyantun UIN Gunung Jati, Dewan Penasihat
Pramuka, hingga Dewan Pakar ICMI Jabar. Kepeduliannya akan dunia
pendidikan sudah tak diragukan lagi.
Cerita soal Haji Ma'soem
juga tak kalah menginspirasi. Berawal dari berdagang kerbau, yang dia
jual dengan berjalan kaki. Hingga akhirnya dia berdagang kerajinan di
Cipacing. Usahanya kemudian berlanjut di Pasar Dangdeur, Rancaekek. Di
sana, dia berdagang minyak tanah sebanyak 20 liter per hari. Usahanya
terus maju hingga jadi agen.
Lalu, bisnis Ma'soem beralih dengan
membuat pom bensin. Kemudian berkembang ke armada angkutan dan pabrik
tenun. Bisnis Haji Ma'soem lebih berkembang setelah anaknya mengusulkan
agar dibuat PT.
Haji Ma'soem wafat pada 30 Desember 2001, setelah
salat isya. Dadanya tiba-tiba sesak, dan tak lama kemudian meninggal
dunia. Saat pemakaman, jenazahnya diestafetkan hingga pemakaman.
Berselang
13 tahun kemudian, anak sulungnya meninggal dunia. Nanang menghembuskan
nafas terakhir setelah memberi salam dua jari dan berada di pangkuan
Jokowi. Dia meninggal dunia dalam keadaan tersenyum bahagia. Sama dengan
sang ayah, Nanang juga diestafet hingga liang lahat. [detik]
beritanya ko g ad d media nasional?
BalasHapus