Hasil Kajian Psikologi Politik memotret sisi explanatory style
kepribadian Calon Presiden dan Wakil Presiden 2014 yang maju dalam
Pemilu Presiden 9 Juli mendatang. Seperti menilai apakah kalau ada
kegagalan atau keberhasilan itu penyebabnya karena dari luar diri atau
dalam dirinya.Seperti dijelaskan Guru Besar Psikologi Universitas
Indonesia, Hamdi Muluk, sosok yang bagus dari sisi explanatory style,
biasanya bisa berkaca kegagalan bukan karena orang lain. Atau tidak
gampang menyalahkan orang atau pihak lain di luar dirinya.Artinya, jelas Hamdi, semakin mantap seseorang mengendalikan dirinya, maka makin bagus pula karakter seorang pemimpin itu.
Terkait
sisi ini, berdasarkan survei Laboratorium Psikologi Politik Universitas
Indonesia bekerjasama dengan Ikatan Psikologi Sosial Indonesia, Ikatan
Psikologi Klinis Indonesia, dan Fakultas Psikologi Universitas
Padjajaran, terlihat Calon Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih memiliki
kendali diri yang bagus dibanding Cawapres Jusuf Kalla (JK), Capres Prabowo Subianto atau Cawapres Hatta Rajasa.
"Jokowi
lebih mempunyai kendali diri yang bagus. Dia lebih melihat kalau gagal
ya itu karena urusan saya. Saya yang salah, seperti itu," ujar Hamdi
dalam rilis hasil kajian psikologi politik dengan tema Menakar
Kepribadian Capres - Cawapres Indonesia 2014.di D'Consulate, Jalan Wahid
Hasyim, Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (3/6/2014).
Jokowi, kata
dia, memiliki nilai 6,49 berdasarkan penilaian 204 responden yang
terdiri dari psikolog, yang disurvei. Kemudian disusul, JK 6,47,
Prabowo Sedangkan Prabowo pada nilai 5,29 dan Hatta 5,15 dengan range
nilai 0-10.
Selain itu, survei yang menilai Aspek Kepribadian
Calon Presiden dan Wakil Presiden 2014 mencatat juga JK jauh lebih
mempunyai kemampuan melihat permasalahan secara komprehensif.
Bahkan,
seperti dijelaskan Hamdi, JK juga jauh lebih mampu menterjemahkannya
menjadi kebijakan yang konkrit dibanding pasangan Prabowo Subianto-Hatta
Rajasa.
Karena itu masih berdasarkan survei tersebut, JK
mengalahkan Jokowi, Prabowo dan Hatta. Tercermin JK dinilai sebagai
sosok yang memiliki dua kemampuan tersebut dengan nilai 7,98 dan Jokowi
pada nilai 7,79 dengan range nilai 0-10.
"Kita juga tanyakan
bagaimana menurut Anda apakah tokoh ini memiliki kemampuan memahami
permasalahan secara komprehensif dan menterjemahkannya menjadi
kebijakan-kebijakan yang kongkrit? Disini Jusuf Kalla lebih unggul, setelah itu Pak Jokowi dan Prabowo dan Hatta Rajasa," jelasnya.
Kemudian,
JK juga dinilai sebagai tokoh yang mempunyai kemampuan untuk
mengeluarkan ide-ide cemerlang sebagai solusi untuk mengatasi berbagai
persoalan negara saat memerintah nantinya.
"JK dianggap lebih
memiliki kemampuan dibanding yang lain, Pak Joko Widodo (Jokowi). Malah
yang terakhir Pak Hatta Rajasa dianggap bias-biasa saja," ungkap Hamdi
Muluk.
Berdasarkan Survei Aspek Kepribadian Calon Presiden dan
Wakil Presiden 2014 itu, JK memiliki nilai 7,91 dari range nilai 0-10.
Sedangkan posisi kedua terdapat Jokowi dengan nilai 7,76. Sementara
Prabowo Subianto 6,66 dan Hatta Rajasa dinilai biasa-biasa saja dinilai
6,07.
Metodologi penelitian ini dilakukan dengan Responden survei
ini adalah psikolog yang memiliki pengetahuan dan pengalaman melakukan
penilaian kepribadian? Pengambilan data: 18 – 27 Juni 2014, dengan 204
responden yang terdiri dari psikolog. Jumlah 204 psikolog dari seluruh
Indonesia dianggap telah mewakili karena 80 persen psikolog berada di
Pulau Jawa.
Sedangkan Prosedur responden terlebih dahulu diminta
membaca bagian biografi para calon kemudian mereka menilai aspek
kepribadian dan memberikan prediksi ke depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar