Kamis, 03 Juli 2014

Jokowi-JK Ziarahi Makam Nanang Ma'soem

Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) berkesempatan menyambangi tempat peristirahatan terakhir Nanang Iskandar Ma'soem. Tokoh Jawa Barat tersebut tutup usia karena serangan jantung.
Pasangan capres-cawapres nomor urut dua ini tiba di lokasi pemakaman keluarga Ma'soem, kawasan Dangdeur, Rancaekek, Kabupaten Bandung, Kamis (3/7/2014), sekitar pukul 10.15 WIB. Jokowi berkemeja kotak-kotak dan JK berkemeja putih.
Terlihat mendampingi yaitu Anies Baswedan dan Teten Masduki. Jokowi-JK langsung menginjakan kaki di tanah pemakaman Nanang Masoem.
Keduanya berjongkok sembari memanjatkan doa-doa di hadapan kuburan Nanang. Selama lima menit Jokowi-JK berdoa. Terlihat sepasang mata Jokowi-JK berkaca-kaca. Setelah itu mereka mengucapkan belasungkawa kepada keluarga Nanang.
Nanang meninggal setiba di RS Al Islam Bandung, Rabu (2/7/2014), sekira pukul 21.40 WIB. Sebelumnya Nanang tidak sadarkan diri dan tubuhnya sempat jatuh di pangkuan Jokowi yang hadir di aula Pondok Pesantren Al Ma'soem, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jabar.

Riwayat  Singkat Nanang Ma'soem
Nama Haji Ma'soem sangat terkenal di seantero Jawa Barat. Berawal dari usaha sederhana, kini bisnisnya menggurita di mana-mana. Nanang Iskandar Ma'soem adalah penerusnya yang sukses mengembangkan peninggalan sang ayah. Nanang wafat di pangkuan Jokowi semalam.
Nanang lahir di Tasikmalaya, 6 Agustus 1948. Dirut PT Al Ma'soem tersebut memiliki istri dan lima orang anak. Dia pernah menimba ilmu di SDN Bojongloa Rancaekek, lalu melanjutkan ke SMP Negeri 4 Bandung, SMAN 2 Bandung, hingga berkuliah dan mengambil master di Universitas Padjadjaran.
Sejak lulus, Nanang membantu bisnis ayahnya yang bergerak di bidang pendidikan dan bahan bakar minyak. Dia juga menjadi staf pengajar di Unpad dan menjadi ketua yayasan pendidikan Al Ma'soem.
Sejumlah organisasi di Jabar pernah diikuti oleh Nanang. Mulai dari Dewan Penasihat Kadin Jabar, Dewan Penyantun UIN Gunung Jati, Dewan Penasihat Pramuka, hingga Dewan Pakar ICMI Jabar. Kepeduliannya akan dunia pendidikan sudah tak diragukan lagi.
Cerita soal Haji Ma'soem juga tak kalah menginspirasi. Berawal dari berdagang kerbau, yang dia jual dengan berjalan kaki. Hingga akhirnya dia berdagang kerajinan di Cipacing. Usahanya kemudian berlanjut di Pasar Dangdeur, Rancaekek. Di sana, dia berdagang minyak tanah sebanyak 20 liter per hari. Usahanya terus maju hingga jadi agen.
Lalu, bisnis Ma'soem beralih dengan membuat pom bensin. Kemudian berkembang ke armada angkutan dan pabrik tenun. Bisnis Haji Ma'soem lebih berkembang setelah anaknya mengusulkan agar dibuat PT.
Haji Ma'soem wafat pada 30 Desember 2001, setelah salat isya. Dadanya tiba-tiba sesak, dan tak lama kemudian meninggal dunia. Saat pemakaman, jenazahnya diestafetkan hingga pemakaman.
Berselang 13 tahun kemudian, anak sulungnya meninggal dunia. Nanang menghembuskan nafas terakhir setelah memberi salam dua jari dan berada di pangkuan Jokowi. Dia meninggal dunia dalam keadaan tersenyum bahagia. Sama dengan sang ayah, Nanang juga diestafet hingga liang lahat.  [detik]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar