Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) berkesempatan menyambangi
tempat peristirahatan terakhir Nanang Iskandar Ma'soem. Tokoh Jawa Barat
tersebut tutup usia karena serangan jantung.
Pasangan
capres-cawapres nomor urut dua ini tiba di lokasi pemakaman keluarga
Ma'soem, kawasan Dangdeur, Rancaekek, Kabupaten Bandung, Kamis
(3/7/2014), sekitar pukul 10.15 WIB. Jokowi berkemeja kotak-kotak dan JK
berkemeja putih.
Terlihat mendampingi yaitu Anies Baswedan dan
Teten Masduki. Jokowi-JK langsung menginjakan kaki di tanah pemakaman
Nanang Masoem.
Keduanya berjongkok sembari memanjatkan doa-doa di
hadapan kuburan Nanang. Selama lima menit Jokowi-JK berdoa. Terlihat
sepasang mata Jokowi-JK berkaca-kaca. Setelah itu mereka mengucapkan
belasungkawa kepada keluarga Nanang.
Nanang meninggal setiba di
RS Al Islam Bandung, Rabu (2/7/2014), sekira pukul 21.40 WIB. Sebelumnya
Nanang tidak sadarkan diri dan tubuhnya sempat jatuh di pangkuan Jokowi
yang hadir di aula Pondok Pesantren Al Ma'soem, Jatinangor, Kabupaten
Sumedang, Jabar.
Riwayat Singkat Nanang Ma'soem
Nama Haji Ma'soem sangat terkenal di seantero Jawa Barat. Berawal dari
usaha sederhana, kini bisnisnya menggurita di mana-mana. Nanang Iskandar
Ma'soem adalah penerusnya yang sukses mengembangkan peninggalan sang
ayah. Nanang wafat di pangkuan Jokowi semalam.
Nanang lahir di
Tasikmalaya, 6 Agustus 1948. Dirut PT Al Ma'soem tersebut memiliki istri
dan lima orang anak. Dia pernah menimba ilmu di SDN Bojongloa
Rancaekek, lalu melanjutkan ke SMP Negeri 4 Bandung, SMAN 2 Bandung,
hingga berkuliah dan mengambil master di Universitas Padjadjaran.
Sejak
lulus, Nanang membantu bisnis ayahnya yang bergerak di bidang
pendidikan dan bahan bakar minyak. Dia juga menjadi staf pengajar di
Unpad dan menjadi ketua yayasan pendidikan Al Ma'soem.
Sejumlah
organisasi di Jabar pernah diikuti oleh Nanang. Mulai dari Dewan
Penasihat Kadin Jabar, Dewan Penyantun UIN Gunung Jati, Dewan Penasihat
Pramuka, hingga Dewan Pakar ICMI Jabar. Kepeduliannya akan dunia
pendidikan sudah tak diragukan lagi.
Cerita soal Haji Ma'soem
juga tak kalah menginspirasi. Berawal dari berdagang kerbau, yang dia
jual dengan berjalan kaki. Hingga akhirnya dia berdagang kerajinan di
Cipacing. Usahanya kemudian berlanjut di Pasar Dangdeur, Rancaekek. Di
sana, dia berdagang minyak tanah sebanyak 20 liter per hari. Usahanya
terus maju hingga jadi agen.
Lalu, bisnis Ma'soem beralih dengan
membuat pom bensin. Kemudian berkembang ke armada angkutan dan pabrik
tenun. Bisnis Haji Ma'soem lebih berkembang setelah anaknya mengusulkan
agar dibuat PT.
Haji Ma'soem wafat pada 30 Desember 2001, setelah
salat isya. Dadanya tiba-tiba sesak, dan tak lama kemudian meninggal
dunia. Saat pemakaman, jenazahnya diestafetkan hingga pemakaman.
Berselang
13 tahun kemudian, anak sulungnya meninggal dunia. Nanang menghembuskan
nafas terakhir setelah memberi salam dua jari dan berada di pangkuan
Jokowi. Dia meninggal dunia dalam keadaan tersenyum bahagia. Sama dengan
sang ayah, Nanang juga diestafet hingga liang lahat. [detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar