Pimpinan usaha Al Ma'soem grup Nanang Iskandar Ma'soem wafat di pangkuan
capres nomor urut dua Joko Widodo yang Rabu malam kemarin menggelar
silaturahmi ke kawasan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Almarhum sempat
mengacungkan salam dua jari kepada para undangan sesaat sebelum
menghembuskan nafas terakhirnya.
"Beliau tampaknya sangat gembira
dengan kedatangan Jokowi dan banyaknya massa yang hadir dalam acara
taraweh bersama Jokowi," kata staf Yayasan Pendidikan Al Ma'soem Asep
Sujana saat dihubungi detikcom, Kamis (3/7/2014) dini hari.
Saat
berbuka puasa, Asep melanjutkan, almarhum tidak ada mengeluhkan
kesehatannya. "Sehingga kami sangat terkejut sekali dengan ini," kata
Asep.
Rencananya Gubernur Jabar Ahmad Heryawam dan Wali Kota
Bandung akan melakukan taziah ke kediaman almarhum di rumah duka di Jl
Raya Cikalang, Cileunyi, Kabupaten Bandung.
Nanang Ma'soem
adalah putra sulung dari sembilan bersaudara dari pengusaha almarhum H.
Ma'soem dan Hj. Aisyah. Pria kelahiran 6 Agustus 1948 itu sukses
mengembangkan usaha ayahnya menjadi multisektor dengan membangun beragam
usaha, antara lain pendidikan, SPBU, air mineral, dan apotek.
Lulusan
magister ekonomi pertanian ini wafat saat menyambut capres Jokowi di
Lapangan Dome, Cikalang, Cileunyi. Sesaat sebelum menghembuskan nafas
terakhirnya, almarhum sempat mengacungkan salam dua jari kepada mereka
yang memadati lapangan. Nanang tiba-tiba saja roboh di pangkuan Jokowi.
Beberapa petugas sempat memberikan pertolongan dengan mengevakuasi
almarhum ke RS Islam, namun nyawanya tidak tertolong.
Riwayat Singkat Nanang Ma'soem
Nama Haji Ma'soem sangat terkenal di seantero Jawa Barat. Berawal dari
usaha sederhana, kini bisnisnya menggurita di mana-mana. Nanang Iskandar
Ma'soem adalah penerusnya yang sukses mengembangkan peninggalan sang
ayah. Nanang wafat di pangkuan Jokowi semalam.
Nanang lahir di
Tasikmalaya, 6 Agustus 1948. Dirut PT Al Ma'soem tersebut memiliki istri
dan lima orang anak. Dia pernah menimba ilmu di SDN Bojongloa
Rancaekek, lalu melanjutkan ke SMP Negeri 4 Bandung, SMAN 2 Bandung,
hingga berkuliah dan mengambil master di Universitas Padjadjaran.
Sejak
lulus, Nanang membantu bisnis ayahnya yang bergerak di bidang
pendidikan dan bahan bakar minyak. Dia juga menjadi staf pengajar di
Unpad dan menjadi ketua yayasan pendidikan Al Ma'soem.
Sejumlah
organisasi di Jabar pernah diikuti oleh Nanang. Mulai dari Dewan
Penasihat Kadin Jabar, Dewan Penyantun UIN Gunung Jati, Dewan Penasihat
Pramuka, hingga Dewan Pakar ICMI Jabar. Kepeduliannya akan dunia
pendidikan sudah tak diragukan lagi.
Cerita soal Haji Ma'soem
juga tak kalah menginspirasi. Berawal dari berdagang kerbau, yang dia
jual dengan berjalan kaki. Hingga akhirnya dia berdagang kerajinan di
Cipacing. Usahanya kemudian berlanjut di Pasar Dangdeur, Rancaekek. Di
sana, dia berdagang minyak tanah sebanyak 20 liter per hari. Usahanya
terus maju hingga jadi agen.
Lalu, bisnis Ma'soem beralih dengan
membuat pom bensin. Kemudian berkembang ke armada angkutan dan pabrik
tenun. Bisnis Haji Ma'soem lebih berkembang setelah anaknya mengusulkan
agar dibuat PT.
Haji Ma'soem wafat pada 30 Desember 2001, setelah
salat isya. Dadanya tiba-tiba sesak, dan tak lama kemudian meninggal
dunia. Saat pemakaman, jenazahnya diestafetkan hingga pemakaman.
Berselang
13 tahun kemudian, anak sulungnya meninggal dunia. Nanang menghembuskan
nafas terakhir setelah memberi salam dua jari dan berada di pangkuan
Jokowi. Dia meninggal dunia dalam keadaan tersenyum bahagia. Sama dengan
sang ayah, Nanang juga diestafet hingga liang lahat. [detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar