Elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa terus mengalami peningkatan, bahkan ada trend selisih lebih jauh dibandingkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Survei terbaru yang dilakukan The Institute Indonesian Development Monitoring (IDM) menunjukkan, tingkat elektabilitas Prabowo-Hatta sebesar 48,4 persen dan Jokowi-JK sebesar 34,7 persen.
"Dalam survei ini rupanya tingkat elektabilitas Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang sebesar 48,4 persen jauh meninggalkan pasangan Jokowi-JK yang hanya mencapai 34,7 persen, sedangkan yang belum menentukan pilihan 16,9 persen," jelas Direktur Eksekutif IDM, Danit Sasmarwan saat jumpa pers di Hotel Whizz Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (3/7/2014).
Menurut Danit, tingginya elektabilitas Prabowo-Hatta disebabkan adanya harapan masyarakat yang cukup tinggi karena dianggap mempunyai Strong Leadership dalam berbagai hal, seperti penegakan hukum/keadilan, peningkatan keamanan, pemberantasan korupsi, meminimalisir kemungkinan disintegrasi bangsa, memajukan ekonomi kerakyatan dan lain-lain.
"Dampak dari media komunikasi yang sangat positif serta keberhasilan Tim Sukses Prabowo-Hatta mensosialisasikan sampai ke masyarakat bawah terutama di pedesaan merupakan kunci utama peningkjatan elektabilitas pasangan Prabowo-Hatta," jelas dia.
Sementara kata dia, menurunnya elektabilias Jokowi-JK disebabkan karena karakter kepemimpinannya yang lemah. Faktor lain kata dia, karena publik kecewa dengan kinerja Jokowi selama memimpin DKI Jakarta. "Jokowi-JK dinilai kurang memiliki strong leadership sebagaimana yang dimiliki oleh Prabowo-Hatta. Hal ini terbukti tidak mampunya Jokowi menuntaskan permasalahan di DKI Jakarta, sebagaimana janji-janjinya dalam kampanye sebelumnya, jadi banyak masyarakat yang saat ini sangat kecewa dengan kinerja Jokowi," tegas dia.
Di samping itu, kata dia, publik juga menilai bahwa JK tidak akan responsif dalam menangani persoalaan karena usianya yang semakin tua. "Sedangkan JK yang usianya sudah di atas 72 tahun dinilai masyarakat akan lamban dalam merespon berbagai permasalahan di negeri ini yang butuh keputusan cepat dan tepat. Dengan demikian elektabilitas pasangan Jokowi-JK terus menurun," katanya.
Survei ini dilakukan selama 10 hari pada tanggal 22-30 Juni 2014 di seluruh Indonesia dengan menggunakan metode tatap muka langsung dengan responden.
Survei dilakukan di wilayah Indonesia dengan jumlah sampling sebanyak 3.324 orang responden yang mempunyai hak pilih pada saat pemilu 2014. Responden diambil secara acak dengan metode Systematic Random Sampling dengan nilai margin error 1,7 persen dan tingkat confidence level 95 persen. [okezone, media milik Hary Tanoe]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar