Pasangan capres-cawapres Prabowo-Hatta Rajasa tampil cukup baik dalam debat kandidat Pilpres 2014. Namun sangat jelas terlihat bahwa keunggulan dalam ronde pertama ini menjadi milik Jokowi-JK.
"Secara keseluruhan Jokowi-JK unggul," kata pengamat komunikasi politik Prof. Tjipta Lesmana, Selasa (10/6/2014).
Hal yang menurutnya mengurangi keunggulan Prabowo adalah sempat gelagapan menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan jawaban detail. Ini jelas mencerminkan penguasan masalah yang terhitung pas-pasan.
"Bicara visi-misi lancar, seperti orang menghafal. Tetapi yang detail, nggak bisa menjawab. Dia grogi dan itu diakuinya," jelas guru besar Universitas Indonesia ini.
Sebaliknya penampilan Cawapres Hatta Rajasa jauh lebih baik. Walau jawaban yang disampaikan mantan Menko Perekonomian ini masih sangat normatif sehingga detail teknis dari pelaksaan misi pemerintahannya kelak cenderung kurang fokus, mengambang bahkan ada yang kurang tepat.
"Hatta cukup bagus. Percaya diri sekali dan jawabannya lancar," sambung Tjipta.
Ditegaskan dirinya tidak condong kepada salah satu pasangan kontestan Pilpres 2014. Penilaiannya terhadap jalannya debat sepenuhnya obyektif didasarkan kompetensi dan kapabilitasnya sebagai seorang profesor dalam ilmu komunikasi.
"Saya baca reaksi Mahfud MD skor 1-0 untuk Prabowo, salah besar. Kemampuan Mahfud bidang hukum, bukan komunikasi. Telanjang sekali debat tadi malam dimenangkan Jokowi-JK," ujar pria jangkung berkacamata ini. [Lhe/metrotvnews]
"Secara keseluruhan Jokowi-JK unggul," kata pengamat komunikasi politik Prof. Tjipta Lesmana, Selasa (10/6/2014).
Hal yang menurutnya mengurangi keunggulan Prabowo adalah sempat gelagapan menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan jawaban detail. Ini jelas mencerminkan penguasan masalah yang terhitung pas-pasan.
"Bicara visi-misi lancar, seperti orang menghafal. Tetapi yang detail, nggak bisa menjawab. Dia grogi dan itu diakuinya," jelas guru besar Universitas Indonesia ini.
Sebaliknya penampilan Cawapres Hatta Rajasa jauh lebih baik. Walau jawaban yang disampaikan mantan Menko Perekonomian ini masih sangat normatif sehingga detail teknis dari pelaksaan misi pemerintahannya kelak cenderung kurang fokus, mengambang bahkan ada yang kurang tepat.
"Hatta cukup bagus. Percaya diri sekali dan jawabannya lancar," sambung Tjipta.
Ditegaskan dirinya tidak condong kepada salah satu pasangan kontestan Pilpres 2014. Penilaiannya terhadap jalannya debat sepenuhnya obyektif didasarkan kompetensi dan kapabilitasnya sebagai seorang profesor dalam ilmu komunikasi.
"Saya baca reaksi Mahfud MD skor 1-0 untuk Prabowo, salah besar. Kemampuan Mahfud bidang hukum, bukan komunikasi. Telanjang sekali debat tadi malam dimenangkan Jokowi-JK," ujar pria jangkung berkacamata ini. [Lhe/metrotvnews]
Saya salut prof, tjipta lesmana yg masih menjunjung tinggi profesionalismenya,,, karna apa,, di stasiun tv yg mayoritAs mendukung capres no 1 banyak disitu para pengamat, entah politik, hukum pidana atau pengamat2 yg lain spt sudah menggadaikan keilmuannya/profesionalnya untuk slalu menutup mata, telinga thdp capres no 2, bukti yg baru saja dr hasil debat capres semalem mengganggap capres no 1 lebih baik, lebih pantas, spt tdk ada celanya tp utk komentari capres no 2, ga mo mengakui baiknya tp malah mencari-cari sesuatu untuk dicela dan dikritisi ..
BalasHapusMungkin saja penawaran harga yg ditawarkan ke pengamat2 tersebut cukup menggiurkan shg mreka menanggalkan profesionalnya untuk membodohi rakyat yg sejatinya sudah mulai pintar..
Saran saya kl emang pengamat dlm hal ini bukan ikut kubu sana atau sini ya hrus bersikap netral dan objektif, kl mo berat sebelah mending jadi timses atau relawan aja.
Awalnya gue kagum dg sikap dan prestasi Pak Mahfud. Tp apakah karena politik lalu ucapan, tindakan dg hatinuraninya sdh tak sejalan lagi?
BalasHapus