Calon presiden (Capres) Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, ujian
nasional (UN) dipakai untuk pemetaan kualitas pendidikan buat sekolah
menengah atas (SMA), dan bukan buat standar kelulusan.
"Lebih baik UN itu tidak ada buat pelajar SD dan SMP," ujar Jokowi
dalam acara "Lokakarya Peningkatan Kualitas dan Kesejahteraan Guru" di
Jl Walter Monginsidi, Medan, Sumatera Utara (Sumut), Selasa (10/6/2014)
siang.
Dalam acara itu, Jokowi di hadapan ratusan guru mengemukakan
pendapatnya, lebih baik menghapus UN untuk tingkat SD dan SMP. Bahkan,
UN untuk pelajar SMA sebaiknya tidak dijadikan standar kelulusan.
"Lebih baik kelihatan bodoh tetapi pintar, daripada sok pintar tetapi
bodoh. Lebih baik mendengar pendapat masyarakat daripada menggurui dan
sok mengetahui," katanya. Guru yang mendengar Jokowi pun mengamini.
Capres yang diusung PDI Perjuangan, NasDem, PKB, Hanura, dan PKPI ini
juga menegaskan, ia tidak akan menghapus sertifikasi guru. Dia pun
meminta kalangan guru untuk tidak mempercayai isu itu.
"Saya sudah mengklarifikasi isu tersebut saat berkunjung ke Indonesia
bagian Timur. Ada guru yang bertanya langsung ke saya, dan ketika saya
tanya balik atas isu itu, mereka tidak percaya," jelasnya.
Menurutnya, sertifikasi guru tidak akan dihapus. Sebaliknya,
sertifikasi itu memungkinkan untuk ditambah. "Jadi, kalau ada yang masih
percaya akan isu penghapusan sertifikasi guru, itu sudah kebangetan," kata Jokowi. [beritasatu]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar