Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo
Subianto-Hatta Rajasa dinilai gagal memanfaatkan debat calon presiden
dan calon wakil presiden Senin (9/6/2014) malam. Pasangan ini dinilai
kehabisan waktu untuk menyalip pasangan capres Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Tidak terjadi kejutan yang berarti. Prabowo di bawah ekspektasi karena tidak seperti yang diharapkan. Waktu deklarasi damai di Bidakara, sambutan meriah, pidato bagus. Jokowi di bawah. Nah tadi malam, Jokowi tidak istimewa, tapi di atas perkiraan," ujar Direktur Eksekutif Cyrus Network Hasan Nasbi dalam diskusi di Restoran d'Consulate, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Selasa (10/6/2014).
Dalam survei yang dilakukan Cyrus, Hasan menerangkan, 80 persen pemilih
tertarik menonton debat pilpres. Bahkan, 30 persen akan memantapkan
capres pilihannya dari debat."Tidak terjadi kejutan yang berarti. Prabowo di bawah ekspektasi karena tidak seperti yang diharapkan. Waktu deklarasi damai di Bidakara, sambutan meriah, pidato bagus. Jokowi di bawah. Nah tadi malam, Jokowi tidak istimewa, tapi di atas perkiraan," ujar Direktur Eksekutif Cyrus Network Hasan Nasbi dalam diskusi di Restoran d'Consulate, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Selasa (10/6/2014).
"Terbuka peluang untuk masing-masing kandidat mengubah peta. Bagi Jokowi bisa melebarkan jarak dengan Prabowo, bagi Prabowo bisa mempersempit jarak ke Jokowi," terang Hasan. Lantaran gagal memanfaatkan debat, kata Hasan, selisih elektabilitas Jokowi-JK dengan Prabowo-Hatta masih terlampau jauh, sekitar 12,5 persen. Jokowi-JK berada di angka 53,6 persen, sementara Prabowo-Hatta sebesar 41,1 persen.
Hasan menerangkan, dari survei Curys pada 25-31 Mei lalu ada 5 persen pemilih yang belum menentukan pilihan. Dari angka itu, Jokowi-JK cenderung dipilih sebanyak 2,9 persen, sedangkan Prabowo-Hatta hanya 0,8 persen.
Gagalnya pasangan capres-cawapres nomor urut 1 memanfaatkan debat ini, menurut Hasan, akan membuat sulit mereka menyalib Jokowi-JK. Hasan menyimpulkan, Jokowi-JK akan dapat memperoleh 56,5 persen, sementara Prabowo-Hatta hanya 43,5 persen. Hasan menilai angka ini akan sulit diubah dalam tiga minggu terakhir menjelang penyoblosan pada 9 Juli mendatang. [Dor/metrotvnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar