Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)
meradang dengan maraknya serangan kepada calon presiden Joko Widodo.
Terakhir, pria yang akrab disapa Jokowi tersebut dikabarkan telah
meninggal dunia yang beredar di media sosial Facebook dan Twitter.
"Tren kampanye hitam makin tidak masuk akal, berikutnya juga SARA,
ini keturunan Tiongkok, Yahudi dan Syiah, makin keterlaluan," kata
Politisi PDIP, Eva Kusuma Sundari, di Posko JKW4P, Kamis (8/5/2014).
PDIP, kata Eva, tetap berpengang kepada ucapan Jokowi agar tidak
membalas serangan tersebut. "Jangan ikut-ikutan gila," kata Anggota
Komisi III itu.
Eva meminta penyelenggara pemilu yakni KPU dan Bawaslu serta penegak
hukum mulai memperhatikan tren kampanye hitam tersebut. "Kualitas
demokrasi pilpres terancam. Ini sudah irasional, pembodohan mobilisasi
kebencian dengan isu SARA," kata Eva.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kampanye hitam kembali menyerang
Jokowi, jelang Pemilihan Presiden 2014 . Gambar ucapan dukacita untuk Ir
Herbertus Joko Widodo beredar di Facebook dan Twitter.
Bentuk gambar tersebut berupa iklan pengumuman kematian yang sering
dimuat di surat kabar. Sebagai awalan dalam gambar tersebut, tercantum
tulisan yang mengumumkan “kematian” Jokowi pada 4 Mei 2014.
Telah meninggal dengan tenang pada hari Minggu 4 Mei 2014 pukul 15.30
WIB, suami, ayah, dan capres kami tercinta satu-satunya. Pengumuman
dilanjutkan dengan informasi mengenai di mana “jenazah” Jokowi akan
dikebumikan. Jenazah akan disemayamkan di kantor PDIP Lenteng Agung,
Jagakarsa, Jakarta Selatan dan akan dikremasi pada Selasa 6 Mei 2014.
Sebagai penutup pada foto pengumuman tersebut, tercantum nama istri
Joko Widodo, Iriana Widodo sebagai pihak yang dikondisikan sebagai
pemasang iklan.
Selanjutnya, tertulis nama Megawati Soekarno Putri sebagai pihak yang ikut “berdukacita”
Turut berduka cita, Megawati Soekarnoputri beserta segenap staf, kader, dan Tim Sukses Capres 2014.
Dari
mana asal muasal gambar ini beredar belum diketahui. Akan tetapi, foto
tersebut mengundang komentar dari pengguna Facebook. Kebanyakan
menganggap gambar ini adalah kampanye hitam. [tribunnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar