Kamis, 08 Mei 2014

Jalan Terjal dan Berliku Mencari Cawapres Bermutu

Calon presiden (capres) PDI Perjuangan (PDI-P), Joko Widodo, tampaknya harus terus menghadapi jalan terjal dalam menghadapi pemilihan presiden (pilpres), Juli mendatang. Jalan terjal yang dimaksud terkait dengan pemilihan bakal cawapres yang akan digandengnya.
Menurut pengamat politik Universitas Gajah Mada (UGM),  Mada Sukmajati, untuk cawapres Jokowi, isu terakhir menyebutkan tiga calon terkuat adalah Jusuf Kalla, Mahfud MD, dan Abraham Samad.
Peluang Kalla (JK) dan Mahfud MD berada di atas Abraham Samad. Sebabnya, JK dan Mahfud MD dinilai memiliki potensi menjadi 'pengikat' kerjas ama politik PDI-P dengan Nasdem dan PKB. "Saya kira, prosentasenya 60-40 untuk JK sebagai cawapres Jokowi dibanding Mahfud," kata Mada sat dihubungi dari Jakarta, Kamis (8/5/2014).
Hanya saja, Mada menilai bahwa proses penentuan cawapres Jokowi itu 'diganggu' dengan proses di luar pembicaraan politik. Salah satunya, adalah agenda persidangan perkara dugaan korupsi bailout Bank Century, dimana Jusuf Kalla akan bersaksi. Di sisi lain, Mahfud MD sedang 'diganggu' terkait kasus suap putusan MK, dimana dia adalah mantan ketuanya.
"Jadi soal cawapres Jokowi sangat tergantung JK bersaksi di kasus Century. Bisa panjang ceritanya kalau ada indikasi macam-macam pada JK. Sebab, prosentasinya bisa saja jadi terbalik. Kalau asumsinya dia (JK) bersih, maka peluangnya tetap 60-40," jelas Mada.
Sejumlah politisi, belakangan ini, memang banyak memperbincangkan topik itu. Apabila mantan Gubernur BI Boediono dalam kesaksiannya pada Jumat (9/5) besok membuka soal peran JK, maka hal itu akan berdampak pada proses penentuan cawapres Jokowi.  [beritasatu]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar