Calon presiden (capres) PDI Perjuangan (PDI-P), Joko Widodo,
tampaknya harus terus menghadapi jalan terjal dalam menghadapi pemilihan
presiden (pilpres), Juli mendatang. Jalan terjal yang dimaksud terkait
dengan pemilihan bakal cawapres yang akan digandengnya.
Menurut pengamat politik Universitas Gajah Mada (UGM), Mada
Sukmajati, untuk cawapres Jokowi, isu terakhir menyebutkan tiga calon
terkuat adalah Jusuf Kalla, Mahfud MD, dan Abraham Samad.
Peluang Kalla (JK) dan Mahfud MD berada di atas Abraham Samad.
Sebabnya, JK dan Mahfud MD dinilai memiliki potensi menjadi 'pengikat'
kerjas ama politik PDI-P dengan Nasdem dan PKB. "Saya kira,
prosentasenya 60-40 untuk JK sebagai cawapres Jokowi dibanding Mahfud,"
kata Mada sat dihubungi dari Jakarta, Kamis (8/5/2014).
Hanya saja, Mada menilai bahwa proses penentuan cawapres Jokowi itu
'diganggu' dengan proses di luar pembicaraan politik. Salah satunya,
adalah agenda persidangan perkara dugaan korupsi bailout Bank
Century, dimana Jusuf Kalla akan bersaksi. Di sisi lain, Mahfud MD
sedang 'diganggu' terkait kasus suap putusan MK, dimana dia adalah
mantan ketuanya.
"Jadi soal cawapres Jokowi sangat tergantung JK bersaksi di kasus
Century. Bisa panjang ceritanya kalau ada indikasi macam-macam pada JK.
Sebab, prosentasinya bisa saja jadi terbalik. Kalau asumsinya dia (JK)
bersih, maka peluangnya tetap 60-40," jelas Mada.
Sejumlah politisi, belakangan ini, memang banyak memperbincangkan
topik itu. Apabila mantan Gubernur BI Boediono dalam kesaksiannya pada
Jumat (9/5) besok membuka soal peran JK, maka hal itu akan berdampak
pada proses penentuan cawapres Jokowi. [beritasatu]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar