Kampanye hitam bukan hal baru bagi calon presiden asal PDI Perjuangan, Joko Widodo. Pria asal Solo itu sudah kerap menerima kampanye hitam, bahkan ketika ia masih menjadi calon Gubernur DKI Jakarta. Kampanye hitam terakhir yang ia terima adalah berita duka yang menyebut Jokowi meninggal. Berita itu membuat gempar media sosial hari ini, Kamis, 8 Mei 2014.
Kampanye hitam yang telah diterima Jokowi beragam. Ada yang berbentuk gambar seperti yang baru-baru ini, ada juga yang berbentuk puisi sindiran. Berikut adalah beberapa kampanye hitam kepada Jokowi yang berhasil dikumpulkan Tempo.
Jokowi Akan Berhentikan Tunjangan Profesi Pendidik
Pada April lalu, beredar pesan pendek (sandek) yang mengatakan Jokowi akan menghentikan tunjangan profesi pendidik dosen maupun tunjangan sertifikasi untuk para guru. Sandek diakhiri dengan pesan untuk memilih capres dari partai lain.
Tim Seknas Jokowi membantah isi sandek tersebut. Mereka berkata isi sandek bertentangan dengan rencana pembangunan Jokowi yang bertumupu pada warga negara.
Digugat Perdata
Maret lalu, Jokowi digugat secara perdata oleh tim Jakarta Baru. Mereka menilai Jokowi telah melanggar Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang intinya menyebabkan kerugian bagi pihak lain. Tim Jakarta Baru mengatakan pihak lain ini adalah warga Jakarta karena Jokowi meninggalkan tugasnya sebagai gubernur.
Korupsi Proyek Transjakarta
Akhir Maret lalu beredar pesan pendek yang meminta KPK dan PPATK untuk menjadikan Jokowi tersangka kasus pembelian bus Transjakarta bermasalah. Pesan pendek itu menyebutkan Jokowi dan keluarga menerima uang puluhan miliar dari proyek itu melalui tangan Bimo Putranto, yang dikenal dekat dengan Jokowi.
Disamakan dengan Joseph Estrada
September tahun lalu, dalam satu kuliah umum politikus PAN Amien Rais mengatakan Jokowi sebagai Joseph Estrada-nya Indonesia. Menurut Amien, Jokowi sama dengan Estrada--digemari hanya karena populer, bukan karena mampu memimpin.
Amien juga mengatakan bahwa selama Jokowi menjadi Wali Kota Solo, Solo menjadi kota termiskin dan kumuh di Jawa Tengah. "Mungkin dia dinobatkan jadi wali kota terbaik hanya karena popularitas."
Diserang dengan Puisi
Saat Jokowi telah ditetapkan sebagai calon presiden, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon sering menyerang Jokowi dengan puisi-puisinya. Puisi-puisi itu memang tak secara eksplisit menyebut nama Jokowi, tapi banyak petunjuk yang mengarahkan puisi itu ke Jokowi.
Dalam puisi "Raisopopo" misalnya, Fadli Zon menceritakan tokoh wayang yang digerakkan dari belakang. Isi puisi itu menyerupai sindiran Gerindra kepada Jokowi yang kerap menyebut pria asal Solo itu sebagai capres boneka.
Ditagih Janji Lewat Iklan
Akhir Maret lalu, Jokowi diserang kampanye negatif berupa iklan di stasiun-stasiun televisi milik MNC Group. Iklan itu meminta Jokowi untuk memenuhi janji memimpin Jakarta hingga usai. Jokowi marah betul dengan iklan itu karena menggunakan wajahnya tanpa izin.
Dikabarkan Meninggal
Inilah kampanye hitam terbaru untuk Jokowi. Melalui gambar yang menyerupai berita duka di surat kabar, Jokowi dikatakan meninggal. Hal yang menarik perhatian tak hanya pernyataan Jokowi meninggal, tetapi juga ada bagian di mana Jokowi disebut sebagai warga Indonesia keturunan Tionghoa beragama Nasrani. Jokowi, dalam berita duka itu, disebut sebagai Ir. Herbertus Joko Widodo alias Oey Hong Liong.
Menurut Seknas Jokowi, materi kampanye hitam itu basi. Alasannya, Jokowi sudah sering membantah kabar-kabar dia beragama Nasrani dan keturunan Tionghoa. "Lha, dia itu haji dari tahun 2003. Umroh juga sudah berkali-kali, kok, ya masih diragukan,"ujar Ketua Seknas Jokowi Dono Prasetyo. [tempo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar