Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku kampanye hitam yang menyatakan dirinya meninggal dunia sangat menyakitkan di antara kampanye hitam yang lain. Jelang pemilihan presiden, Jokowi memang selalu mendapatkan kampanye hitam dari para lawan politiknya.
Calon presiden dari PDI Perjuangan ini sering mendapatkan pesan berantai atau blackberry messenger terkait pencapresan dirinya. Jokowi pernah menjadi kambing hitam dalam pesan berantai yang akan menghapus dana sertifikasi guru dan mencabut tunjangan untuk para guru-guru di Indonesia.
"Tadi pagi emang paling menyakitkan dari kampanye hitam yang saya dapatkan," ujar Jokowi di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (8/5/2014).
Seharusnya, kata Jokowi, apabila ingin berkampanye lebih baik memakai cara-cara yang santun ataupun beradu gagasan, ide maupun strategi untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat.
"Ada gak sih cara-cara yang lebih santun lah. Kan bisa adu-adu gagasan, adu-adu ide dan adu strategi," kata dia.
Sebelumnya, masyarakat digegerkan dengan beredarnya tulisan yang dibuat seolah-olah berbentuk iklan duka cita. Iklan ini memasukkan gambar dan foto calon presiden PDIP, Joko Widodo.
Dalam iklan berjudul 'rest in peace' itu, Jokowi dituliskan telah meninggal dunia pada tanggal 4 Mei 2014 pukul 15.30 WIB. Sang pembuat iklan juga menuliskan nama Ir. Hambertus Joko Widodo dan Oey Hong Liong.
"Telah meninggal dunia dengan tenang pada hari Minggu, 4 Mei 2014 pukul 15:30 WIB, suami, ayah dan capres kami satu-satunya."
"Jenazah akan disemayamkan di kantor PDIP Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan dan akan dikremasi pada hari Selasa, 6 Mei 2014."
Nama sang istri, Iriana Widodo juga tak lepas dari iklan tersebut. Termasuk Megawati Soekarnoputri sebagai pihak yang ikut berduka cita. [war/merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar