Sabtu, 05 April 2014

Kisah Pertemuan Jokowi-Hashim Sebelum Penetapan Capres

PDIP dan Gerindra terlilit perang dingin pasca penetapan Jokowi jadi capres. Ada kisah menarik di balik serangan tajam capres Gerindra Prabowo Subianto ke Jokowi belakangan ini.
Seminggu sebelum penetapan Jokowi jadi capres PDIP pada 14 Maret 2014 silam, Gubernur DKI itu masih bertemu dengan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo. Kala itu, kepada adik Prabowo, Jokowi mengaku tak akan nyapres.
"Pak Hashim bertanya apa mau nyapres, Jokowi bilang ah nggak," kata sumber detikcom, Sabtu (5/4/2014).
Pertemuan itu dibenarkan oleh Jokowi sendiri. Jokowi mengaku hubungannya dengan Hashim baik-baik saja.
"Hubungan dengan Pak Hashim baik-baik. Nggak ada masalah. Tetap kawan dekat kita," kata Jokowi di trotoar depan kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakpus, Senin (24/3/2014), saat menceritakan pertemuannya dengan Hashim seminggu sebelum penetapannya jadi capres PDIP.
Rupanya setelah pertemuan itu Hashim sudah menyampaikan hasil pertemuannya dengan Jokowi ke Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra yang juga kakaknya sendiri, Prabowo. Bisa dibilang tim Prabowo sudah menarik nafas lega, karena ada perjanjian Batu Tulis yang sudah diteken Mega-Prabowo di 2009 silam.
Isi perjanjian itu kurang lebih Mega bakal mendukung pencparesan Prabowo di 2014. Namun siapa sangka perjanjian diingkari, Mega kemudian menetapkan Jokowi sebagai capres PDIP.
"Nah itu makanya Pak Prabowo sakit hati sekali," kata sumber tersebut.
Karena itu kemudian Gerindra dan PDIP seperti terlilit perang dingin. Bahkan Prabowo langsung melempar serangan-serangan tajam ke Jokowi dari capres mencla-mencle sampai capres boneka.
"Dengan kondisi seperti saat ini, bapak (Prabowo) tak mungkin dengan PDIP (koalisi). Kecuali situasi politik berubah," kata sumber detikcom.

Sumber :
detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar