Kampanye di Papua, Jokowi Ogah Komentar Soal Freeport

Bakal calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo melakukan kampanye penutupnya di Lapangan PTC Entrop, Jayapura Selatan, Papua. Disambut ribuan masyarakat, Jokowi pun sesumbar bakal membuat tanah timur Indonesia makmur.
Memakai kemeja putih dan celana panjang hitam, nyatanya Gubernur DKI Jakarta ini masih ogah komentar soal permasalahan Freeport. Terutama tentang perjuangan pemerintah mempertahankan angka divestasi 50:50.
"Saya kira itu nanti setelah Pileg. Nanti setelah pileg," ujar Jokowi usai kampanye di Papua, Sabtu (5/4/2014).
Disinggung kenapa harus setelah Pileg 9 April, Jokowi juga tidak menjelaskan lebih jauh. Padahal, sebagai capres Indonesia 2014 ini selayaknya tahu mengenai status Freeport yang selama ini dinilai merugikan Indonesia.
"Nanti setelah Pileg, Pileg," ujarnya.
Namun, dirinya mengaku bakal fokus menangani soal kesehatan dan pendidikan di Papua bila melenggang menjadi presiden. Sebab keduanya merupakan hal paling penting di provinsi tersebut.
Sedangkan lainnya, Jokowi bakal membangun infrastuktur menjadi lebih baik lagi di Papua. Bahkan, dirinya sudah membuat konsep untuk membuat beberapa provinsi bakal menyambung.
"Tanpa infra yang baik, sekian puluh tahun Papua akan seperti ini. Infrastruktur harus dikoneksikan antara Papua dengan Jawa, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera. Kalau ada connectivity akan terjadi kemakmuran di seluruh tanah air," terangnya.
Untuk diketahui, renegosiasi antara pemerintah Indonesia dengan PT Freeport belum selesai. Pemerintah berusaha agar tarif royalti yang diperoleh Indonesia meningkat menjadi 3,75 persen. Dan untuk divestasinya diharapkan bercokol diangka 51 persen.
Padahal, saat ini 90,64 saham milik PT Freeport Indonesia dimiliki oleh McMoran Copper and Golden Inc. Sementara itu 9,36 persen lainnya justru dimiliki Indonesia. Hingga saat ini baru 25 perusahaan tambang yang mau menandatangani renegosiasi kontrak.

Sumber :
merdeka.com