Senin, 10 Maret 2014

Zuhro Minta Media Pertontonkan Kelemahan Jokowi

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai, tingginya elektabilitas Jokowi sebagai bakal calon presiden disebabkan oleh peran media massa. Menurutnya, berbagai media, baik cetak maupun elektronik, tidak proporsional dalam memberitakan Jokowi. Akibatnya, nama Jokowi mengorbit dengan sangat cepat dibanding tokoh-tokoh lainnya.
"Peran media selama ini kalau saya perhatikan tidak proporsional. Harusnya media bertanggung jawab kalau mau menggaungkan sosok tertentu. Tidak boleh berat sebelah," kata Siti saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/3/2014).
Siti menjelaskan, selama ini media selalu menyoroti kelebihan Jokowi saja. Sosok Jokowi yang sering blusukan, sederhana, dan peduli dengan rakyat kecil, kata dia, selalu menghiasi pemberitaan di media setiap harinya.
Sementara yang menjadi kelemahan Jokowi, kata dia, tidak pernah ditampilkan secara proporsional dan seimbang. Siti meyakini, sangat sedikit media yang berani menampilkan kekurangan mantan Wali Kota Surakarta itu.
"Harusnya pertontonkan kelemahannya juga, yang memang jadi kelemahannya itu apa-apa saja. Kalau hanya kelebihannya saja kan berarti enggak mencerahkan. Sosok calon presiden lainnya juga harus ditampilkan secara seimbang, jadi masyarakat tahu semuanya," ujarnya.
Siti menambahkan, pemberitaan tidak proporsional yang banyak beredar di media nasional itu akhirnya ditiru oleh media lokal yang ada di berbagai daerah. "Media lokal kan menginduk dari media nasional 80 persennya," ujar dia.
Akibatnya, lanjut Siti, masyarakat pun akhirnya mendapatkan informasi yang berat sebelah. Lebih buruknya lagi, sebagian besar masyarakat Indonesia masih belum melek politik. Dengan demikian, kata dia, mereka menelan mentah-mentah berita itu.
"Ini kan jadi seperti diindoktrinasi. Sejak demokrasi, kedaulatan paling tinggi ada di tangan rakyat. Jadi harusnya suara rakyat itu rasional, masyarakat harus diberi pendidikan politik. Tapi rata-rata masyarakat kita belum cukup mendapatkan pendidikan politik itu, rata-rata mereka masih ada di grass root. Masyarakat seperti itulah yang menjatuhkan pilihannya kepada Jokowi," ujar dia.
"Jadi kuncinya itu ada di media. Media itu sekarang sudah ibaratnya Tuhan dalam demokrasi. Kalau mereka yang mengerti, bisa kroscek dulu, bisa cek di Google dulu. Tapi kalau yang menelan mentah-mentah ini bagaimana?" pungkas Siti.

Sumber :
kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar