Meski Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) belum dideklarasikan menjadi capres,
namun kini sudah mulai muncul pembicaraan mengenai siapa pengganti
Jokowi di DKI. PDIP DKI mencari sosok pengganti Jokowi harus bisa
melanjutkan sistem yang dibangun pria asal Solo itu.
"Pemimpin
DKI nanti harus tidak merubah sistem yang sudah dibangun," kata Wakil
Ketua DPD DKI Prasetyo Edi Marsudi saat berbincang dengan detikcom di
Gedung DPRD DKI, Jl Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (10/3/2014).
Prasetyo
memandang saat ini Jokowi sudah berhasil membangun sistem pemerintahan
dan penyelesaian masalah perkotaan.
Maka tak masalah jika DKI ditinggal
Jokowi maju capres.
"(Problem) DKI memang belum selesai. Tapi
kalau sistemnya sudah berjalan maka bisa diikuti. Pemimpin yang baru
nanti jangan merubah sistem," kata Prasetyo.
Jokowi, menurutnya,
telah berhasil menggawangi konsep-konsep tata kota beserta aliran air.
Jika dilanjutkan oleh kepemimpinan selanjutnya, konsep dalam sistem itu
bisa membebaskan Jakarta dari banjir. Seperti diketahui, masalah banjir
menjadi isu yang digunakan untuk menahan laju pencapresan Jokowi.
"Untuk
mengatasi banjir, Jokowi sudah membeli lahan-lahan agar bisa mengurangi
banjir, membangun sodetan, serta mengembalikan tata ruang DKI yang
sudah salah," tutur Prasetyo.
Lalu siapa sosok pengganti Jokowi
yang nantinya akan menjadi Wakil Gubernur DKi? Belakangan nama Tri
Rismaharini, Ganjar Pranowo, dan Teras Narang disebut sebagai stok
potensial PDIP. Bahkan Partai Golkar DKI melihat sosok Boy Sadikin juga
potensial.
"Ya sah-sah saja nama-nama itu disebut. Tapi saya tidak bisa mengatakan nama Si A, Si B, atau Si C," elak Prasetyo.
Yang
jelas, PDIP akan berkomunikasi dengan Gerindra untuk menyetujui siapa
pengganti Jokowi kelak. Namun komunikasi tersebut baru akan dilakukan
jika Jokowi benar-benar dideklarasikan sebagai capres PDIP.
"Karena PDIP dan Gerindra merupakan partai pengusung Jokowi-Ahok," tandasnya.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar