Program penanganan kebersihan di badan air seperti sungai dengan
menggunakan jasa masyarakat sudah berjalan cukup efektif. Namun
masyarakat yang menjalankan program ini mulai berkeluh kesah, karena
belum digaji meskipun sudah bekerja sejak 1 Januari 2014.
”Dulu
kan Pak Jokowi-Ahok maunya pemulung yang bersihkan kali, jangankan
pemulung, saya saja satpam rela berhenti kerja, demi bersihkan kali,
tapi ternyata gaji sebesar Upah Minimum Provinsi (UMP) yang dijanjikan
belum kami terima,” ujar Andri, salah satu warga Duren Sawit yang alih
profesi menjadi pekerja di pinggir Kanal Banjir Timur (KBT), Jakarta
Timur, Senin (10/3/2014).
Bapak empat anak ini sebelumnya bekerja
menjadi petugas keamanan di kawasan Bekasi, Jawa Barat dengan upah
sekitar Rp 1 juta lebih,. Mengingat ada program Pemprov DKI yang
menjanjikan gaji senilai UMP yang tahun ini sebesar Rp 2,4 juta, ia pun
tertarik. Bahkan istrinya pun ikut serta dalam program ini, namun
sebagai penyapu taman KBT.
”Sekarang saya sudah berhenti kerja,
istri juga ikut menyapu, eh belum digaji, sampai hutang sana sini, ini
sudah dua bulan lebih, dijanjikan tanggal 15 ini,” tuturnya.
Selain
Andri, 80 orang warga Kelurahan Duren Sawit, Klender, Pondok Kelapa,
dan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit juga belum digaji. Mereka
membersihkan sampah dari badan air di KBT.
”Saya sampai belum
bayar kontrakan, sudah diusir sama yang punya, sekarang numpang-numpang
sama orang, gara-gara belum digaji, katanya alasannya APBD belum bisa
cair, saya mau alasan apa ke yang punya kontrakan,” tutur Edi, pekerja
harian lepas lainnya.
Menurut Edi, dirinya sudah menggadaikan
sepeda motornya, dan sudah berhutang kemana-mana. Namun untuk bertahan
hidup dirasanya sangat sulit.
Para pekerja sampah di kali ini juga
belum dilengkapi peralatan seperti seragam, dan sepatu boot. Mereka
bekerja dengan pakaian dan alas kaki seadanya. Bahkan tertusuk pecahan
kaca hingga terbentur sampah besar sudah dirasakan mereka. ”Kita mau
kerja karena dijanjikan gaji UMP, tapi kemudian diubah lagi jadi Rp
80.000 sehari, sampai sekarang belum terima sedikitpun, kami mohon pak
Jokowi berbaik hati lah, perhatikan nasib kami,” ujarnya.
Ia
mengatakan, anaknya juga tidak mau bersekolah karena tidak ada ongkos
untuk jajan. Meski belum digaji, para pekerja ini tetap melakukan
pekerjaan mereka. Saat ditemui Warta Kota, mereka baru selesai
mengangkut sampah dari air, dan menyapu taman KBT.
Para pekerja
pria membersihkan sampah dari kali, sedangkan pekerja wanita menyapu
taman. Selain KBT, mereka juga membersihkan kali Sunter.
Mahfud,
pekerja lainnya mengaku sudah tidak tahan lagi. ”Kami bukan mengancam,
tapi kami mohon kebijaksanaan Pak Jokowi, kita dijanjikan tanggal 15,
kalau belum juga, mungkin kami akan ke Balai Kota, mau bertemu langsung
pak Jokowi, karena kita mau kerja untuk membersihkan kali, tapi kok
nggak digaji-gaji juga,” tuturnya.
Ia menjelaskan, para petugas
kebersihan kali ini sebelumnya bekerja sebagai pengojek, pengangguran,
buruh bangunan, hingga buruh cuci.
Seperti diketahui, Pemprov DKI melibatkan warga dalam penanganan sampah di kali atau swakelola.
Kebijakan
ini diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) nomor 54 tahun 2010 dan
perubahannya Perpres nomor 70 tahun 2012 tentang pengadaan barang dan
jasa pemerintah. Warga berstatus pekerja harian lepas dan diberikan
target kawasan menjadi bersih. Dengan pola swa kelola masyarakat ini,
maka diharapkan akan tumbuh semangat menjaga lingkungan masing-masing.
Warga yang biasa membuang sampah di sungai dan di lokasi ilegal, akan
dilarang oleh warga lainnya.
Wakil Gubernur DKI
Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama beberapa waktu lalu mengatakan,
dilibatkannya warga, atau pemulung dalam penanganan sampah di saluran
air atau kali ini agar program penanganan sampah cepat selesai.
“Jika
DKI mempekerjakan 2.000 orang saja yang khusus membersihkan sampah di
sungai dengan honor Rp 2 juta per bulan maka yang dikeluarkan DKI hanya
Rp 48 miliar saja. Jauh lebih hemat jika dikerjakan kontraktor yang
menghitungnya dengan volume per tonase,” ujar Ahok.
Sumber :
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar