Sesuai dengan keputusan kongres III di Bali dan rakernas 2 di Bandung
, PDI Perjuangan telah bulat menyerahkan sepenuhnya kepada ibu Ketua
Umum, Megawati Soekarnoputri, siapa capres yang akan diusung dalam
pilpres 2014 mendatang.
Dilihat dari situasi yang berkembang, data dan gelagat serta melihat
tuntutan rakyat yang menghendaki seorang presiden yang bersih dan
dipercaya , maka bisa jadi pilihannya akan jatuh pada Gubernur DKI
Jakarta, Joko Widodo (Jokowi).
Mungkin tinggal menunggu saat yang tepat untuk dideklarasikan. Lalu
siapa cawapres pendampingnya ? Siapapun orangnya nanti , apakah seorang
profesional murni atau berasal, mewakili politikus, maka harus sudah
dipikirkan beberapa kriteria kemampuan, antara lain sebagai berikut;
Pertama, dia memiliki integritas yang tinggi, jujur, ikhlas dan
diterima publik karena memiliki rekam jejak yang baik. Kedua, kedepan
persoalan ekonomi (baik makro dan mikro), fiskal, moneter dan lain-lain
akan semakin pelik termasuk pengendalian perdagangan impor dan ekspor .
Wakil Presiden mendatang harus memahami ini.
Ketiga, dia harus benar-benar memahami pluralisme di Indonesia dan
mampu menyelesaikan masalah-masalah konflik baik vertikal maupun
horisontal, dan memiliki akses kesemua elemen.
Disamping pasangan ideal diatas, perlu di backup oleh enam
kementrian yang tangguh. Kementrian pertahanan, luar negri, dalam
negeri, perdagangan, tenaga kerja dan kepolisian.
Menhan kedepan harus memiliki wawasan yang baik tentang geopolitik
dan geostrategi. Dia juga harus memahami solusi-solusi damai dalam
wilayah-wilayah konflik lokal, regional maupun internasional.
Harus paham betul dalam menyiapkan kemampuan dan mengintregasikan
semua komponen pertahanan bangsa termasuk kemampuan melanjutkan renstra
MEF ( minimum essensial force ) dan program gelar satuan-satuan TNI .
Perlu juga di backup oleh seorang Kapolri yang jujur, independen, dan
mampu membentuk Polri yang tangguh, profesional, berdedikasi tinggi dan
jujur
Menteri luar negeri yang akan datang harus memiliki ketajaman naluri
diplomatik dalam mengaplikasikan kepentingan nasional dalam bingkai
politik bebas aktif dengan dilandasi oleh pemahaman geopolitik dan
geostrategi nasional. Dia harus sigap dalam memberikan perlindungan
terhadap WNI di luar negeri .
Dia juga harus memiliki kapabilitas yang kuat dalam memperjuangkan
kepentingan nasional di kancah politik internasional yang semakin
kompleks. Menaker harus bebas dari kepentingan apapun, dia harus lebih
menjadi menteri urusan pengangguran. Dia harus memiliki kemampuan
lintas sektoral untuk memperbanyak lapangan kerja.
Dia juga harus memiliki kemampuan yang tinggi dalam memanage
kepentingan buruh dan pengusahanya , termasuk memanage urusan TKI/ baik
dihulu maupun dihilir dan perlindungan optimal kepada para TKI.
Mendagri
kedepan harus mampu menjaga kohesi nasional, menjaga keseimbangan pusat
dan daerah dalam era otonomi daerah tapi tetap dalam bingkai NKRI .
Dia harus segera menselaraskan aturan perundang undangan termasuk
perda perda lokal yang anasionalis dan bertentangan dengan Undang
undang diatasnya, dan semua aturan perundangan yang tak sesuai dengan
UUD 45.
Penguatan di wilayah-wilayah perbatasan dan pulau-pulau terdepan
harus mendapat perhatian khusus dengan cara lintas sektoral secara
efektif dan efisien.
Kartu identitas masyarakat harus ditangani secara komprehensif karena
menyangkut keamanan, kepastian hukum dan jaminan sosial untuk
penggunanya . Pelayanan publik di pemerintahan harus memberikan citra
bahwa birokrat adalah pelayan rakyat , dan bukan sebaliknya.
Kemendagri juga harus memberi ruang yang cukup kepada publik dalam
berpartipasi di setiap pengambilan kebijakan publik , agar kepentingan
rakyat terakomodir secara optimal
Menteri Perdagangan harus mampu mengaplikasikan satu kebijakan
perdagangan dan memberi ruang agar kepentingan dan perlindungan
terhadap rakyat Indonesia menjadi hal yang utama. Impor jangan sampai
membunuh para petani lokal, pengrajin lokal atau apapun yang menjadi
sumber penghasilan rakyat .
Perjanjian-perjanjian atau konvensi internasional yang sangat
merugikan kepentingan nasional harus ditinjau ulang . Barang ekspor
harus memiliki nilai tambah bagi kehidupan rakyat banyak.
Diatas segalanya menteri perdagangan adalah menteri yang “berdagang“
dan memberi untung sebanyak banyaknya untuk NKRI dan bukan
sebaliknya..
Sumber :
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar