Senin, 09 Juni 2014

Kesaksian Kiki: Dalam Sidang TGPF, Prabowo Berdiri Gebrak Meja Hingga Patah

Puluhan pemuda yang mayoritas mahasiswa semalam berkumpul di Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi di Jalan Pandaran Kota Semarang, Jawa Tengah. Mereka berdiskusi bersama bekas aktivis anti-Soeharto yang juga bekas Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kerusuhan Mei 1998, Hermawan Sulistiyo.
Dalam diskusi yang hangat ini, Kiki, sapaan akrabnya, membeberkan dosa-dosa Prabowo saat menjabat sebagai Danjen Kopassus.
“Sekarang saya turun lagi karena saya tidak mau Prabowo memimpin. Prabowo itu monster. Saya bareng-bareng memeriksa TNI bareng Prabowo di bawah DKP itu yang memecat Prabowo . Dia menculik 32 orang dan membuat kerusuhan di mana-mana,” tegas Kiki membuka diskusi bersama Seknas Muda Jokowi di Sekretariat Seknas Jokowi Jalan Pandaran Kota Semarang, Jawa Tengah pekan lalu.
“Waktu itu dibentuk Dewan Kehormatan Perwira (DKP). Prabowowaktu itu bintang 3 Ketua DKP adalah Soebagyo HS. Di antara DKP ada SBY , ada Letjen Fakhrurozi, ada Letjen Agum Gumelar selaku Wakil Ketua,” papar Kiki.
Kiki membeberkan saat awal persidangan DKP itu, Prabowo membantah jika melakukan pelanggaran HAM dengan menculik para aktivis.
“Ketika disidang tidak mengaku, bahkan ( Prabowo ) berdiri menggebrak meja hingga patah mejanya,” beber Kiki.
Belum sempat dilakukan persidangan di Mahkamah Militer, kata Kiki, DKP akhirnya merekomendasikan Prabowo untuk dipecat.
“Tapi kalau di Mahmil akan keluar gorong-gorong TNI yang menjelekkan tentara akhirnya dilakukan PTDH dipecat secara tidak hormat. Jangan pakai PTDH tidak hormat. Pak Harto saat itu berkuasa, mbahnya monster,” ungkapnya.
Kiki menyatakan kemunculan kembali kasus penculikan aktivis bukan semata-mata untuk melakukan kampanye hitam terhadap Prabowo yang saat ini sebagai capres.
“Ini bukan black campaign, ini bukan black campaign. Karena ada dokumen, forensiknya. Saya memeriksa bebarengan dengan DKP waktu itu. Saat itu kami juga sempat periksa Sjafrie Sjamsoeddin sekarang jadi Wakil Menhan,” jelasnya.
Kiki menyesalkan bila Prabowo menjadi presiden, sebagai tentara yang pernah dipecat sangat tidak masuk akal jika melantik para perwira yang menjabat di Mabes TNI.
“Menurut UUD 45 Presiden adalah panglima tertinggi angkatan bersenjata. Bayangkan waktu melantik ‘saya Prabowo Subianto melantik saudara sebagai jenderal X sebagai jenderal AD. Bayangkan orang yang dipecat melantik pimpinan TNI,” tuturnya.
Kiki juga menegaskan merapatnya 174 para purnawirawan perwira tinggi karena mereka tahu persis bagaimana dan siapa Prabowo pada masa-masa maraknya kasus penculikan dan proses persidangan DKP itu berjalan.
“Agum Gumelar, Hendropriyono merapat ke Jokowi karena tidak mau Prabowo jadi presiden. Itu bukan black campaign kalau black campaign gosip yang tidak benar. Yang saya persoalkan kenapa publik tidak boleh tahu fakta itu?” ujarnya.
Suasana diskusi yang digelar secara spontan itu semakin marak saat diisi dengan penampilan teatrikal para anggota Seknas Muda Jokowi yang rata-rata merupakan aktivis mahasiswa dan mahasiswi di Kota Semarang, Jawa Tengah. Acara berlangsung menarik, meski para pembicara dan peserta hanya disuguhi dengan makanan jajanan pasar dan air mineral.  [centroone]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar