Baru 1,5 tahun menjabat Gubernur DKI, Jokowi lagi-lagi masuk nominasi penghargaan walikota terbaik dunia: World Major 2014. Sesuai rilis lembaga itu pada tanggal 21 Mei 2014, Jokowi masuk nominasi itu sebagai Gubernur DKI. Selain dia ada nama Ridwan Kamil (Walikota Bandung), Tri Rismaharini (Walikota Surabaya), dan Ilham Arief Sirajuddin (Walikota Makassar).
Keempat kepala daerah di Indonesia itu bakal bersaing dengan 118 wali kota di seluruh dunia, yakni 19 wali kota dari kawasan Amerika Utara, 16 wali kota dari kawasan Amerika Latin, 43 dari Eropa, 24 dari Asia, 7 dari Australia dan 9 dari Afrika. Sementara pada 2012 lalu Jokowi pernah meraih peringkat ketiga walikota terbaik saat menjabat di Solo.
Penilaian atau voting dilakukan dalam dua tahap, pertama voting pada 7 Januari hingga 21 Mei 2014. Lalu tahap kedua, daftar nama-nama nominator diciutkan menjadi 25 orang dan akan diumumkan awal Juni. Pemungutan suara putaran kedua akan berlangsung antara Juni dan Oktober. Pemenang World Mayor Prize 2014 akan diumumkan pada Januari 2015.
Pemilihan wali kota terbaik dunia ini digelar oleh The City Mayors Foundation, sebuah yayasan internasional yang fokus terhadap isu-isu perkotaan. Anggota yayasan ini merupakan para profesional yang bekerja sama di Eropa, Amerika Utara dan Selatan, Asia, serta Afrika, untuk mempromosikan kota-kota yang kuat dan makmur dengan dukungan pemerintahan kota yang baik.
Masuknya Jokowi sebagai kandidat memang tidak mengejutkan. Walau baru 1,5 tahun, Jokowi telah membuat sejumlah gebrakan. Antara lain yang cukup fenomenal adalah pembenahan Waduk Pluit yang dulu dihuni 1.600 pemukim liar sehingga menjadikan waduk itu dangkal dan tak efektif membendung banjir Jakarta.
Oleh Jokowi, ribuan pemukim itu tidak digusur secara paksa seperti gubernur-gubernur sebelumnya. Melainkan direlokasi ke sejumlah rumah susun. Alhasil perpindahan itu tak menimbulkan gejolak. Bahkan, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte sempat terkejut karena Jokowi bias merubah tempat yang dulu kumuh menjadi waduk yang asri dan menjadi taman kota yang sehat bagi anak-anak.
"Dia (Mark Rutte), kaget ketika saya mengatakan sudah memindahkan 1.600 kk," kata Jokowi, di Pluit, Jakarta usai melakukan peninjauan Waduk Pluit dengan PM Belanda didampingi Menteri Perdagangan Gita Wiriawan, Kamis 21 November 2013.
Tak hanya itu gebrakan Jokowi. Dia pun berhasil membujuk pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang yang sebelumnya berjual di tepi jalan sehingga memacetkan kawasan itu untuk pindah. Jokowi pun berhasil memindahkan ratusan PKL tanpa kekerasan ke Blok G Pasar Tanah Abang. Di sana para PKL diberi tempat yang layak dan uang sewa yang murah. Akibatnya jalan Tanah Abang yang sejak beberapa gubernur terkenal macet oleh PKL, berhasil dibuat lancer.
Banyak hal yang bisa diperlihatkan bagi yang mau menyimak tentang prestasi Jokowi di DKI Jakarta dari mulai dia bekerja hingga dia cuti karena maju sebagai calon presiden. Yang pertama dan paling banyak bisa dilihat dalam program Penataan Kampung, Penataan Pasar dan Pembuatan Rumah Susun.
Di antaranya, penataan dan pengisian Rumah Susun Marunda dan Muara baru, pembangunan 200 Rumah susun di Pulo Gebang, pembangunan Kampung Deret Tanah Tinggi, penataan kampung Cakung Barat, pembangunan Rusunawa di Rawa Bebek, pembangunan 8 blok Rumah Susun Daan Mogot.
Sedang saat baru menjabat sebagai Gubernur DKI, bersama wakilnya Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok, Jokowi mengebrak dengan pemberian layanan kesehatan gratis bagi warga kurang mampu Jakarta melalui program Kartu Jakarta Sehat untuk 4,7 juta jiwa. Ini diiringi kewajiban rumah sakit swasta untuk menambah kelas 3 perawatan sebanyak 40 %.
Di bidang pendidikan, Jokowi juga memberi dana bantuan pendidikan pada 320 ribu pelajar melalui program Kartu Jakarta Pintar. Dengan sejumlah gebrakan itu, tak mengherankan Jokowi kembali masuk penghargaan kepala daerah terbaik tingkat dunia. [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar