Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan ada dua
permasalahan utama bagi rakyat Indonesia: pendidikan dan kesehatan.
Menyadari hal ini, Jokowi menyiapkan program Kartu Indonesia Pintar
(KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS), mirip programnya yang pernah
dibuat waktu memimpin Solo dan Jakarta.
Di hadapan kiai kampung
di Ponpes Bustanul Ulum, Tasikmalaya, Jokowi mengungkapkan saat menjadi
wali kota Solo dan gubernur DKI Jakarta, dia selalu melakukan survei di
lapangan. Hasilnya adalah para ibu mengeluhkan mengenai pendidikan anak
mereka yang tidak selesai hingga SMA/SMK.
"Saya biasa bertanya
pada masyarakat, apa keinginan dan kesulitannya. Biasanya ibu-ibu
mengeluhkan masalah pendidikan. 'Karena ndak mampu ndak sekolah Pak'
kata mereka. Itu di Jakarta. Saya membayangkan di daerah. Makanya saya
buat Kartu Jakarta Pintar, dan sekarang kita sudah siapkan Kartu
Indonesia Pintar," jelasnya di acara Silaturahmi Kiai Kampung untuk
Pemenangan Jokowi-JK, Tasikmalaya, Kamis (12/6/2014).
Jokowi
menambahkan, KIP ini bukanlah program baru yang akan diujicoba, sebab
telah diterapkan di Jakarta dan Solo. Menurutnya, proses selanjutnya
adalah dengan menasionalkan program pemerintahan daerah tersebut agar
dapat dinikmati seluruh rakyat Indonesia.
"Akan ada tambahan
biaya untuk buku, seragam, sepatu dan lain-lainya. Sistem ini sudah saya
jalankan waktu jadi wali kota dan gubernur. Ini sudah dibuktikan. Kalau
yang lainkan akan-akan, 'saya akan saya akan'. Ini cuma di provinsi
yang di nasionalkan," tegas Jokowi.
Untuk permasalahan kesehatan,
Jokowi telah menyiapkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang merupakan
bentuk dari pengembangan dari Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang pernah
diterapkan saat dirinya menjadi gubernur DKI Jakarta.
"Waktu
Jakarta ada Kartu Jakarta Sehat, rumah sakit di Jakarta langsung penuh,
bahkan kamarnya sampai gak cukup dan menunggu. Ini berarti ada banyak
yang menahan sakitnya karena tidak memiliki biaya," ungkapnya.
Namun,
pasangan cawapres Jusuf Kalla (JK) ini sempat mendapatkan kritikan
karena tidak mempersiapkan rumah sakit sebelumnya. Tapi menurutnya itu
adalah masalah yang berbeda. Karena pada akhirnya permasalahan ruang di
rumah sakit dapat terselesaikan dalam waktu empat bulan.
Jokowi
mengungkapkan, kedua program ini harus menggunakan kartu untuk
mempermudah dalam kontrol keuangan. Bila tidak menggunakan kartu, dia
khawatir dana tidak akan tepat sasaran. Sebab bisa dialihfungsikan untuk
kepentingan beberapa oknum.
"Mengapa sistem kartu? Karena
kontrolnya gampang. Kalau gak dananya lari kemana-mana. Kalau yang
lainkan akan, kalau akan sih gampang aja. Ini sudah kita jalankan. Insya
Allah nanti saya dan JK diberi amanah, dan kartu ini yang akan kita
berikan kepada masyarakat. Kalau di kota sih biasa, tapi kalau buat di
daerah penting banget," tutupnya. [ren/merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar