Peneliti Utama Lembaga Survei Nasional (LSN) Gema Nusantara mengatakan elektabilitas pasangan Jokowi-JK terkejar oleh Prabowo-Hatta kurang dari sebulan jelang pelaksanaan Pilpres 9 Juli mendatang.
"Kurang dari sebulan jelang pelaksanaan Pilpres elektabilitas Jokowi-JK malah tersendat. Dari sembilan daerah battle ground (provinsi dengan jumlah pemilih besar yaitu Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, Banten, Sulawesi Selatan, DKI Jakarta, Sumsel dan Lampung), hanya di Jawa Tengah pasangan yang diusung PDI Perjuangan tersebut unggul. Di lain pihak elektabilitas Prabowo-Hatta justru kian menanjak dan mengejar pasangan Jokowi-JK," ujar Gema Nusantara dalam konferensi pers rilis hasil survei nasional LSN di Jakarta, Kamis (12/6/2014).
Menurut dia, berdasarkan temuan LSN, elektabilitas pasangan Jokowi-JK mulai tersendat. Dibandingkan dengan masa sebelum Pileg 2014, tingkat keterpilihan Jokowi cenderung mandek. Pasangan Prabowo-Hatta justru memperlihatkan kinerja yang semakin membaik.
"Ketika LSN menanyakan kepada responden, pasangan mana yang akan dipilih jika Pilpres dilaksanakan hari ini (saat survei dilakukan), sebanyak 46,3 persen mengaku akan memilih Prabowo-Hatta. Hanya 38,8 persen yang mengaku akan memilih pasangan Jokowi-JK dan sebanyak 14,9 persen menyatakan belum punya pilihan," kata dia.
Ia mengutarakan hasil survei dilaksanakan sejak 1 sampai dengan 8 Juni 2014. Survei dilakukan di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Populasi dari survei ini adalah seluruh penduduk Indonesia yang sudah memiliki hak pilih dan tercantum dalam DPT.
Jumlah sampel sebanyak 1.070 responden yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara rambang berjenjang (multistage random sampling). Margin of error sebesar 3 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dengan responden berpedoman kuisioner. Survei ini dilengkapi dengan analisis media dan wawancara mendalam dengan sejumlah narasumber.
Ia mengatakan meredupnya elektabilitas Jokowi-JK terjadi hampir di semua daerah "battle-ground", yaitu sembilan provinsi yang memiliki jumlah pemilih besar. Pasangan Jokowi-JK hanya unggul dari Prabowo-Hatta di Provinsi Jawa Tengah.
"Di daerah yang selama ini dikenal menjadi pangsa pasar tradisional dari PDI Perjuangan tersebut elektabilitas Jokowi-JK sebesar 47,5 persen dan Prabowo-Hatta 43,3 persen, sementara yang belum menyatakan pilihan sebesar 9,2 persen," kata dia.
Dalam Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla. [antara]
Saya Kalo sekarang ditanya pilih siapa juga bilang no 1 tapi tgl 9 juli sy pasti coblos no 2 karena untuk keamanan saja
BalasHapusNanti kalau kampanye di kalangan elit pake komputer di shoot ke layar, terangkan apa itu ecatalog, egoverment, dll. Spy ada variasi, gak hanya blusukan. Variasikan kampanyenya, misalnya, kan Jokowi dari fakultas kehutanan, coba kampanye di aktivis dan pencinta lingkungan membahas global warming dan apa yang telah dilakukan utk antisipasinya. Jokowi pengusaha mebel, coba bicara di kalangan pengusaha kecil, beri tip tip nya, tp jgn scr langsung, cerita aja. Kl dikalangan pengusaha gede sih kan udah, dan gak perlu sombong. Dan variasi kampanye lainnya, dengan catatan kuasai materinya. Peace
BalasHapusKampanyekan dikalangan masyarakat perkotaan , kalangan pendidikan tinggi, keberhasilan peningkatan PAD Jkt, penghargaan2, tesrimony dr menteri2, tokoh, dll. TAPI YANG KAMPANYE HAL2 TSB, SEBAIKNYA PAK JUSUF KALLA SPY GAK BERKESAN SOMBONG DAN GE ER
BalasHapusKalo sekarang boleh bilang apa saja, yg terpenting tgl 9 juli coblos no. 2 sesuai hati nurani
BalasHapus