Teka-teka siapa calon wakil presiden Jokowi dan perubahan konstelasi
politik menjelang pemilihan presiden "dimainkan" di media sosial.
Politikus
Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdala, mengumbar informasi lewat akun
Twitter bahwa Jokowi bakal berpasangan dengan Ketua Umum Partai Golkar
Aburizal Bakrie. "Baru sj mendengar kabar, Golkar sdh definitif
berkoalisi dh Golkar. Jokowi-ARB," cuit Ulil pada Minggu (18/5/2014).
Ketua Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan Partai Demokrat ini pun menjawab sejumlah komentar follower-nya.
Menjawab akun @ernestprakasa, Ulil memastikan bahwa informasi
Ical,--nama panggilan Aburizal--bakal menjadi calon pendamping Jokowi
itu benar adanya. Namun kemudian dia menambahkan bahwa ada kesalahan
ketik dalam posting-nya terdahulu. Yang dia maksud adalah Golkar berkoalisi dengan PDIP.
Cuit
Ulil muncul setelah beredar kabar bahwa Ical akan menemui Ketua Umum
PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di kediamannya untuk menyampaikan
hasil Rapat Pimpinan Nasional Golkar. Rapat di Jakarta Convention
Center, Senayan, itu memutuskan menyerahkan pilihan kerja sama politik
kepada Ical.
Budi Arie Setiadi, koordinator nasional kader dan
simpatisan PDIP Pro-Jokowi (Projo), mengatakan yang dilakukan Ulil
hanyalah manuver biasa saja. Aktivis mahasiswa ’98 ini pun mengaku
memahami jika sejumlah politikus Demokrat menggalang opini semacam itu.
Manuver
Ulil, menurut dia, muncul di tengah kegalauan Demokrat menghadapi
pemilihan presiden. Di internal Demokrat juga tak satu suara. Ada yang
ingin Demokrat bergabung dengan Golkar untuk mengajukan calon sendiri,
mendukung calon dari partai lain, atau netral alias tak mengajukan
calon.
Budi
menuturkan kemungkinan Golkar bergabung dengan PDIP tentu
mengkhawatirkan sebagian pihak di Demokrat. “Saya tak tahu Ulil di kubu
netral atau yang galau jika ditinggal Golkar,” katanya. Budi pun
mengatakan, secara hitungan politik, Ical menjadi pendamping Jokowi
bukanlah pilihan.
Menurut dia, ada tiga tokoh yang sedang
bersaing ketat menjadi calon wakil presiden Jokowi. Mereka adalah mantan
Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla, Kepala Staf TNI Angkatan Darat
(KSAD) Jenderal Budiman, dan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham
Samad. [tempo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar