Politisi PDIP Rieke Dyah Pitaloka
merahasiakan nama calon wakil presiden yang disampaikan kepada Joko
Widodo. Hal itu disampaikan Rieke dalam keterangannya, Minggu
(18/5/2014)."Siapa yang akan dampingi Jokowi sebagai Cawapres? Saya tak akan
sebutkan yang mana yang saya "bisikan" ke Mas Jokowi, atau yang Mas
Jokowi pernah sampaikan pada saya," kata Rieke.
Ia mengungkapkan dalam UUD 1945 dikatakan tugas Wakil Presdien
membantu Presiden. Jadi, kata Rieke, bukan untuk bersaing popularitas,
dan membangun hirearki sendiri.
"Jangan sampai berebut panggung dengan Presiden. Hanya sebagai
pembantu, namun tetap ada dalam koin yang sama dengan Presiden. Jelas
tetap penting keberadaannya. Apalagi dengan kondisi Indonesia yang multi
persoalan seperti sekarang," ungkapnya.
Menurutnya, beban kerusakan yang ditinggalkan pemerintah SBY multi
dimensi. Oleh karena itu, tak bisa Presiden kerja sendiri tanpa dibantu
oleh Wakil Presiden.
"Jokowi sebagai "anak ideologis Soekarno" saya harap memutuskan siapa
yang akan menjadi cawapres juga berdasarkan kriteria yang diamanatkan
Soekarno," tutur Anggota Komisi IX itu.
Rieke lalu mengungkapkan amanat Soekarno kepada Jokowi untuk
menentukan cawapres. Lima kriteria Cawapres Jokowi menurut Pidato
Soekarno, 17 Agustus 1950. Kriteria itu adalah Pertama, progresif yaitu
orang yang mengabdi pada kepentingan Rakyat banyak. Jangan yang
konservatif-kompromistis-reaksioner, yaitu orang yang mengabdi pada
kepentingan segolongan kecil saja. Kedua, memiliki kemampuan mengetahui
siapa kawan, siapa lawan melalui pro dan kontra terhadap program yang
obyektif bukan berdasarkan penilaian subyektif karena bisa timbulkan
pertentangan-pertentangan yang tidak perlu di kalangan Rakyat.
Ketiga, mampu bekerja sama untuk mengerjakan "retooling di segala
bidang" dengan cara yang cepat dan tegas. Keempat, bukan "ular
kembangan" alias orang yang plintat-plintut dan setengah-setengah dalam
bekerja dan berjuang. Dan kelima, memiliki karakter. Satunya kata dengan
perbuatan, satunya mulut dengan tindakan.
"Ayo, Mas Jokowi, saya yakin sampeyan punya intuisi politik yang
kuat. Bukankah selama ini kita gunakan rasionalitas tapi juga mata batin
untuk keputusan-keputusan yang penting bagi rakyat dan bangsa,"
imbuhnya. [tribun]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar