Investor asing mulai mencermati peluang Joko Widodo (Jokowi)
memenangkan pemilu presiden (pilpres) 2014. Pasalnya, saat ini telah
terbangun persepsi bahwa calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan itu merupakan kandidat yang diharapkan oleh masyarakat dan
pelaku pasar.
"Berdasarkan pengamatan atas banyaknya dukungan masyarakat Indonesia
dan pendapat dari sejumlah analis, sepertinya sosok Jokowi memang
memberi harapan," ujar Rajeev De Mello, head of Asian fixed income
Schroders, di sela acara Asia Investment Conference 2014, 15-16 Mei
2014, di Palace Royale Hotel, Tokyo.
Rajeev tak berani berspekulasi soal berapa besar peluang Jokowi untuk
dapat memenangkan pertarungan memperebutkan kursi RI-1. Namun, ia
mengisyaratkan bila Jokowi menang, mungkin pasar akan bereaksi positif.
Sebaliknya bila gagal, bisa saja pasar akan kecewa. Ia merujuk pada
antusiasme pasar ketika Jokowi mendapat mandat dari Ketua Umum PDIP
Megawati Soekarnoputri, 14 Maret 2014. Pada hari itu indeks harga saham
gabungan (IHSG) melesat 3,2% ke level 4.878. Padahal, hari itu bursa
Asia sedang berada dalam kondisi melemah. Sebaliknya, ketika hasil
hitung cepat pemilu legislatif menunjukkan suara PDIP tidak mampu
mencapai presidential threshold, pasar pun bereaksi negatif.
Tak dapat dipungkiri, sosok Jokowi memang sudah banyak dikenal di Tanah Air. Apalagi, setelah dia terpilih menjadi gubernur DKI.
Rekam jejak Jokowi selama ini dinilai positif oleh investor.
"Pernyataan Jokowi yang akan menurunkan subsidi bahan bakar minyak
secara bertahap juga dinilai positif, karena hal itu akan membuat
struktur anggaran menjadi lebih sehat," tutur Rajeev. [beritasatu]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar